Thursday, March 23, 2017

NHW #9: BUNDA sebagai AGEN PERUBAHAN

Nice HomeWork #9

BUNDA sebagai AGEN PERUBAHAN

Bunda, kalau sudah menemukan passion (ketertarikan minat ) ada di ranah mana, mulailah lihat isu sosial di sekitar anda, maka belajar untuk membuat solusi terbaik di keluarga dan masyarakat.

Rumus yang kita pakai :

PASSION + EMPHATY = SOCIAL VENTURE

Social venture adalah suatu usaha yang didirikan oleh seorang social enterpreneur baik secara individu maupun organisasi yang bertujuan untuk memberikan solusi sistemik untuk mencapai tujuan sosial yang berkelanjutan.

Sedangkan social enterpreneur adalah orang yg menyelesaikan isu sosial di sekitarnya menggunakan kemampuan enterpreneur.

Sehingga bunda bisa membuat perubahan di masyarakat diawali dari rasa emphaty, membuat sebuah usaha yang berkelanjutan diawali dengan menemukan passion dan menjadi orang yang merdeka menentukan nasib hidupnya sendiri.

Hal ini akan membuat kita bisa menyelesaikan permasalahan sosial di sekitar kita dengan kemampuan enterpreneur yang kita miliki. Sehingga untuk melakukan perubahan tidak perlu menunggu dana dari luar, tapi cukup tekad kuat dari dalam.

Mulailah dari yg sederhana,  lihat diri kita, apa permasalahan yg kita hadapi selama ini, apabila kita bisa menyelesaikan permasalahan kita, dan membagikan sebuah solusi, bisa jadi ini menjawab permasalahan yg dihadapi oleh orang lain. Karena mungkin banyak di luar sana yg memiliki permasalahan yg sama dengan kita.

Setelah selesai dengan permasalahan kita sendiri, baru keluar melihat isu sosial yg ada di sekitar kita.


Membuat Grup Whatsapp yang produktif dan edukatif

Status sosial venture ini sudah berjalan. Dan akan terus saya kembangkan. Mungkin kelak akan saya tambah dengan kuliah whatsapp para profesional atau diadakan pertemuan untuk sharing/diskusi sesama grup sehingga ilmu yang disampaikan lebih 'shahih' dan menancap di hati.

Mengedukasi Perencanaan Keuangan Kelurga yang Syar'i

Status sosial venture ini sudah berjalan. Saya telah mepresentasikan perencanaan keuangan syariah di dua tempat untuk remaja masjid, khusus keputrian salah satunya. Dan satu tempat lagi di pengajian wanita (Ibu-ibu dan remaja puteri). Saat ini materi yang ada tentang Perencanaan keuangan keluarga, insya Alloh akan saya kembangkan pula materi untuk mahasiswa serta first jobber yang sedang senang-senangnya menikmati hasil jerih payah sendiri. Sehingga jika dibutuhkan, materi tersebut bisa disampaikan kepada para remaja, khususnya keputrian. Saya berharap pada tahun ini bisa memberikan setidaknya 3 presentasi di tempat yang berbeda.

Mengedukasi serta Memotivasi Remaja Puteri untuk Menikah dengan cara Syar'i

Status sosial venture ini belum berjalan. Mengingat awal mula terbentuknya sebuah generasi adalah dari menikahnya sepasang laki-laki dan perempuan, maka perihal bertemu, berkenalan hingga akhirnya memutuskan untuk menikah adalah sesuatu yang harus dimiliki ilmunya dahulu sebelum diamalkan. Untuk itu saya berkeinginan menjadi salah satu orang yang bisa memberikan ilmu tersebut sesuai tuntunan Quran dan Hadits. Untuk saat ini, insyaAlloh saya akan mengemas materi-materi yang syar'i dan mudah diterima remaja-remaja putri, khususnya, setelah itu saya akan menawarkan materi tersebut untuk disampaikan ke beberapa masjid-masjid yang memiliki organisasi keputrian yang masih aktif. Saya berharap pada tahun ini bisa memberikan setidaknya 3 presentasi di tempat yang berbeda.

Menulis serta Memproduksi Buku Cerita Anak dengan harga terjangkau 

Status sosial venture ini masih berupa gagasan dan belum berjalan. Saya juga ingin memberikan solusi/perubahan lewat tulisan-tulisan.

•••

Sebenarnya ada banyak sekali gagasan-gagasan yang bermunculan di kepala, karena memang dominasi saya ada pada generating idea. Alhamdulillahi robbil 'alamiin Allah pertemukan saya dengan kelas Matrikulasi yang awalnya saya tidak ada niatan untuk ikuti. Sesuap demi sesuap saya mencerna materi yang ada, selangkah demi selangkah saya mengerjakan NHW-NHW yang diberikan, saya semakin menemukan jati diri saya. Saya menemukan ritme hidup yang pas untuk saya, saya menemukan kewajiban dan hak yang perlu saya jalani dan apresiasi. Saya menemukan diri saya berbinar-binar menikmati proses belajar di Universitas Kehidupan ini. Dan NHW terakhir ini adalah "gong"nya kelas matrikulasi. Intitut Ibu Profesional berharap kami semua bisa menjadi Ibu yang bahagia dengan memberikan perubahan-perubahan baik disekitar.

Setiap kita memang tidak ada yang sempurna, saya masih butuh waktu untuk belajar tentang management waktu, dan lagi-lagi IIP kelak akan memfasilitasi proses belajar kami semua di kelas Bunda Sayang dan Bunda Cekatan, mudah-mudahan Allah permudah dan berikan kebarokahan pada ikhtiar ini.

Akhirnya saya mendapatkan diri saya yang bisa menjalani misi ini, misi individu, misi Bunda sebagai seorang makhluk sosial yang bisa bermanfaat untuk lingkungan sekitar, untuk saat ini yang bisa saya bagikan kepada masyarakat adalah sesuatu yang sudah saya lewati dan yang sudah saya pahami. Tidak menutup kemungkinan kelak ketika saya naik kelas ke Bunda Sayang, Bunda Cekatan, saya juga akan membagikan ilmu-ilmu yang telah saya dapat dan praktekkan, dengan tulisan-tulisan di Blog pribadi, atau sosial media lainnya maupun sharing diskusi secara langsung dengan beberapa kerabat.

Mudah-mudahan Allah lancar dan mudahkan segala perjuangan saya sebagai agen perubahan. Mudah-mudahan Allah bantu saya karena saya membantu orang lain. Mudah-mudahan Allah berikan saya kemudahan dalam mencari ilmu serta mengamalkannya. Mudah-mudahan Allah memberikan saya kebarokahan dalam hidup sehingga bisa menjalankan peran sebagai Ibu Rumah Tangga dan mahkluk sosial dengan baik dan produktif. Mudah-mudahan Allah perbanyak ibu-ibu yang mau belajar dan berubah menjadi lebih baik agar kelak tercipta generasi yang bisa bertanggung jawab dan menjalani ketentuan-ketentuan Allah dan RasulNya.

Aamiiin.

Tertanda,


Nadya Sholihati Vaizal
With full of Love ❤

Tuesday, March 21, 2017

Materi #9: BUNDA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN

Matrikulasi IIP batch #3 sesi #9

Perempuan khususnya seorang ibu adalah instrumen utama yang sangat berperan sebagai agen perubahan. Dari sisi individu untuk menjadi agen perubahan adalah hak semua orang tidak berbatas gender. Karena semua memiliki potensi dasar yang sama berupa akal, naluri dan kebutuhan fisik. Sedangkan dalam konteks masyarakat, keberadaan ibu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan keluarga, dimana keduanya memiliki porsi prioritas yang sama.

Keberadaan Ibu di masyarakat akan meningkatkan kualitas pendidikan keluarga di rumah, demikian juga pendidikan keluarga di rumah akan memberikan imbas positif pada peningkatan kualitas masyarakat.

Maka berkali-kali di Ibu Profesional kita selalu mengatakan betapa pentingnya mendidik seorang perempuan itu. Karena

“Mendidik 1 perempuan sama dengan mendidik 1 generasi”

Maka apabila ada 1 ibu membuat perubahan maka akan terbentuk perubahan 1 generasi yaitu generasi anak-anak kita. Luar biasa kan impactnya.

Darimanakah mulainya?

Kembali lagi, kita harus memulai perubahan di ranah aktivitas yang mungkin menjadi

 "MISI SPESIFIK HIDUP KITA”

Kita harus paham *JALAN HIDUP* kita ada dimana. Setelah itu baru menggunakan berbagai *CARA MENUJU SUKSES*.

Setelah menemukan jalan hidup, segera lihat lingkaran 1 anda, yaitu keluarga. Perubahan-perubahan apa saja yang bisa kita lakukan untuk membuat keluarga kita menjadi *CHANGEMAKER FAMILY*.

Mulailah dengan perubahan-perubahan kecil yang selalu konsisten dijalankan. Hal ini untuk melatih keistiqomahan kita terhadap sebuah perubahan.

Maka gunakan pola kaizen ( Kai = perubahan , Zen = baik) Kaizen adalah suatu filosofi dari Jepang yang memfokuskan diri pada pengembangan dan penyempurnaan secara terus menerus dan berkesinambungan.

Setelah terjadi perubahan-perubahan di keluarga kita, mulailah masuk lingkaran 2 yaitu masyarakat /komunitas sekitar kita. Lihatlah sekeliling kita, pasti ada misi spesifik Allah menempatkan kita di RT ini, di Kecamatan ini, di kota ini atau di negara ini. Lihatlah kemampuan anda, mampu di level mana. Maka jalankan perubahan-perubahan tersebut, dari hal  kecil yang kita bisa.

*START FROM THE EMPHATY*

Inilah kuncinya.

Mulailah perubahan di masyarakat dengan membesarkan skala perubahan yang sudah kita lakukan di keluarga.

Sehingga aktivitas kita di masyarakat tidak akan bertabrakan dengan kepentingan keluarga. Bahkan akan saling mendukung dan melengkapi.

Setelah EMPHATY maka tambahkan PASSION  , hal ini akan membuat kita menemukan banyak sekali SOLUSI di masayarakat.

KELUARGA tetap no 1, ketika bunda aktif di masyarakat dan suami protes , maka itu warning lampu kuning untuk aktivitas kita, berarti ada yang tidak seimbang. Apabila anak yang sudah protes, maka itu warning keras, LAMPU MERAH. Artinya anda harus menata ulang tujuan utama kita aktif di masyarkat.

Inilah indikator bunda shalehah, yaitu bunda yang keberadaannya bermanfaat bagi dirinya, keluarganya dan lingkungan sekitarnya.

Sehingga sebagai makhluk ciptaan Allah, kita bisa berkontribusi kebermanfaatan peran kita di dunia ini dengan “Rasa TENTRAM”.

Salam


 /Tim Matrikulasi IIP/

Sumber Bacaan :
Masaaki Ima, Kaizen Method, Jakarta , 2012
Ashoka Foundation, Be a Changemaker: Start from the Emphaty,  2010
Materi-materi hasil diskusi keluarga bersama Bapak Dodik Mariyanto, Padepokan Margosari,  2016

Friday, March 17, 2017

30 Menit Lebih Dekat bersama Pak Dodik Mariyanto

RESUME 30 MENIT LEBIH DEKAT

KELAS MATRIKULASI BATCH 3 
INSTITUT IBU PROFESIONAL - Bogor 2

Bogor, Kamis 16 Maret 2017

Narasumber: Bapak Dodik Mariyanto
Moderator : Wahyu Lissetiarani
Peresume : Nadya Sholihati Vaizal
Pukul: 19.30 - 20.00 wib

*****

Biografi narasumber:

DODIK MARIYANTO

Seorang ayah dari 3 orang anak.
Menikmati perannya sebagai IMAM keluarga bagi anak dan isterinya.

Founder dari Jarimatika, Ibu Profesional dan School of Life Lebah Putih ini, sekarang sedang menekuni jalan sunyinya dengan mendirikan " Padepokan Margosari".

Tidak akan pernah mau lama-lama di zona nyaman, maka aktivitas HIJRAH adalah aktivitas yang paling disukai. Salah satunya adalah hijrah dari "employee", "self employee", " Bussiness Owner" dan akhirnya menjadi "investor".

Prestasi tertinggi beliau adalah mendidik anak dan isterinya berprestasi dan bermanfaat bagi banyak orang.

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -- - -- - - - - - - - - - - - 

Berikut isi diskusi bersama nara sumber dan peserta kelas Matrikulasi Bogor 2 :

Tanya Nola
1. Selamat datang Pak dodik. Langsung tanya, Saya termasuk orang yg percaya kalau keberhasilan dunia akhirat itu berawal dari pagi hari.
Nah, pertanyaan:
Bagaimana cara agar saya sejalan dg suami. Karena suami suka bergadang. Alasan beliau inspirasi muncul di malam yg tenang. Dan konsekuensinya pagi hari habis subuh jadi ngantuk. Mengingatkan dg cara uring-uringan rasanya udah ga mempan.

Jawab Pak Dodik: Dengan teladan. Tunjukkan bahwa memang dengan pagi hari Bunda mendapati kebahagiaan dan keberhasilan yang luar biasa.
Biarkan suami menyaksikannya. Masa sih ngga pengin juga sukses dan bahagia?

Dan sesekali sambil santai dibicarakan dengan nyaman hal ini.

Tanya Nina
2. Assalamualaikum pak, salam kenal.. 
Saya penasaran dengan maksud qoute pak Dodik "Jika saat ini suami masih enggan ikut terlibat, barangkali karena bunda berkeinginan berbagi beban, bukan berbagi kegembiraan"
Maksudnya bagaimana ya pak?
Bukankah suami istri itu suatu tim yang selalu bersama dalam keadaan lapang 0sempit, sedih gembira? 
Apakah seorang istri tidak boleh berbagi beban, misal: pekerjaan rumah tangga yang sebagian tidak bisa dilakukannya kepada suami, apakah seorang istri hanya boleh berbagi hal positif, dan tidak boleh mengeluh dihadapan suami? mohon penjelasannya ya, pak 🙏

#Jawab Pak Dodik:
Wa'alaikum salam ww
Betul pasangan itu (katanya) berat sama dipikul ringan sama dijinjing. Segala susah dan senang dikerjakan dan dialami bersama.

Berkeluarga (dan juga hidup) itu laksana mendaki bukit, barangkali memang berat namun kita dapat membuatnya menyenangkan, memenuhinya dengan harapan. Banyak yang mesti dibawa dan rintangan yang mesti diatasi yang mesti dibagi bersama. Namun semua dilakukan dan diterima dengan sukacita karena dasarnya adalah harapan dan kegembiraan.

Nah, apa dasar Bunda berkeluarga?
Bila itu cinta, bukankah ini lebih dari sekedar harapan?
Maka buatlah berbaginya diterima secara membahagiakan, karena bukan beban penderitaan melainkan harapan

Tanya Nadia
3. Barakallah Pak Dodik.. Senang berkesempatan bertanya langsung kepada pak dodik... 

1. Pak dodik pernah bilang, "jika suami enggan terlibat, barangkali karena bunda ingin berbagi beban, bukan berbagi kebahagiaan." 

Bagaimana cara membedakan apakah kita berbagi beban atau kebahagiaan? 

2. Bagaimana mengajak suami agar mau terlibat dalam pendidikan anak, sejauh ini suami sudah mau terlibat tapi hanya dalam mengurus anak seperti memandikan, menyuapi makan, dll. Suami terkadang seperti kebingungan jika diajak membacakan cerita, dll untuk anak?

Terimakasih pak

#Jawab Pak Dodik:
1. Lihat saja pada diri Bunda, apakah Bunda menjalaninya dengan bahagia (meski berat) atau kalau bisa ingin membuang/menghindarinya?

2. Alhamdulillah sudah mau terlibat. Barangkali untuk hal yang ia masih enggan hanya karena canggung dan belum terlatih. Sedikit-sedikit dulu dan terima serta syukuri.

Nanti sembari jalan diobrolkan secara santai apalagi yang sekiranya dapat ia lakukan

Tanya Agita 
4. Salam kenal Pa Dodik..
Bagaimana peran ayah dalam pengasuhan & pendidikan anak? apalagi yang saya rasakan waktu suami banyak di kantor, seringnya berangkat kerja anak-anal masih tidur dan pulang kerja malam anak-anak sudah tidur.

#Jawab Pak Dodik
Ayah di kota besar memang perlu pengaturan waktu yang ekstra.
Teknologi saat ini sudah lebih memudahkan ayah yang seharian di kantor untuk dapat terhubung dan terlibat dengan kegiatan anak2. Maka manfaatkanlah dengan membuat video call, merekam suara untuk bercerita dll.

Saat berkumpul (libur misalnya), letakkan gadget dan full main dan beraktivitas sekeluarga

Tanya Irma
5. ‬Pak Dodik yg baik.. saat para ibu sudah terdidik sesuai fitrahnya untuk mencetak generasi yang baik, tentunya tak bisa lepas dari peran ayah yang fitrahnya sebagai imam. Tidakkah bapak tergerak untuk membentuk ayah professional agar tidak terjadi ketimpangan dalam keluarga. Dan para ayah pun semakin melek dengan peran pentingnya di keluarga.

#Jawab Pak Dodik
Tidak.
Saya tidak pintar untuk berkomunikasi dengan bapak2 heheee.

Meski demikian ada forum untuk keluarga seperti Kamtasia, Cangkrukan Homeschoolers, PERAK dll.
Dan juga untuk orang tua seperti School for Homeschool Facilitators.
Silakan lihat di www.padepokanmargosari.com

Tanya Dini
6. Assalammualaikum , 

Bapak Dodik perkenalkan saya dini dari Kelas Matrikulasi IIP Bogor, Alhamdulillah diberi
kesempatan untuk bisa memperkenalkan diri dan bertanya langsung tentang dunia parenting kepada seseorang yang sudah berpengalaman dibidangnya.

Pertanyaan saya :

1. Bagaimana cara agar keluarga menjadi tempat terbaik memulai aktualisasi diri.

2. Bagaimana agar bisa mendidik anak2 sesuai fitrahnya, bekerjasama dengan suami untuk sukses bersama dalam mendidik anak juga menjalani bahtera rumah tangga sesuai dengan fitrahnya .. Sehingga hidup kita dapat bermanfaat untuk lingkungan sekitar.

Terimakasih :).

#Jawab Pak Dodik
Wa'alaikum salam ww
1. Jadikan aktivitas keluarga profesi terbaik Bunda, rumah sebagai tempat belajar/kantor terbaik Bunda.

2. Mulai dengan belajar memahami anak menurut diri anak, bukan seperti kemauan kita orang tuanya. Kemudian belajar aneka cara untuk mendampingi mereka menyiapkan diri untuk menjalani peran hidupnya itu

Tanya Rimas
7. Assalamualaikum Pak Dodik salam kenal. Bagaimana menyiasati suami yang bekerja tetapi tetap terlibat dalam pendidikan anak-anak?

#Jawab Pak Dodik
Wa'alaikum salam ww
Lihat jawab saya sebelumnya nggih

Tanya Nazroh
8. Salam pak.. Pertanyaan saya sederhana saja, adakah rencana untuk membentuk institut ayah profesional? 🙏

#Jawab Pak Dodik
Tidak heheee
Lihat jawab saya di atas

Tanya Evi
9. Bagaimana menghadapi suami yang pola pikirnya tidak sama atau tidak bisa se-visi dengan istri. "Maaf " mungkin dikarenakan tingkat pendidikan yang lebih rendah dari sang istri. Sehingga menjalani pernikahan tanpa konsep yang jelas. Mengalir saja... Punteenn. 🙏

#Jawab Pak Dodik
Jika memang mengalir saja itu sudah membahagiakan, jalani saja dengan penuh rasa syukur.
Jika tidak, obrolkan dengan santai, dengan bahasa sederhana (tidak perlu repot dengan kata2 visi, misi, strategi, dll) bagaimana membangun keluarga yang asyik dan berbagi peran bersama.

Lalu terapkan mantra dasar IIP: Banyak main bareng, berkegiatan bareng dan ngobrol bareng sekeluarga, agar kian hangat dan kian saling mengerti dan menerima.

Tanya Yusi
10. Salam kenal pak Dodik, 
yang saya ingin tanyakan:
1. Adakah kriteria khusus untuk menjadi ayah profesional? 
2. Dalam mendidik anak hal-hal apa saja yang utama harus sejalan antara istri dan suami? 
Terima kasih

#Jawab Pak Dodik
1. Tidak ada, kecuali berminat dan menjalani sungguh2 untuk menjadi ayah profesional.

2. Arah yang dituju, nilai2 yang dianut keluarga dan apa yang akan dikerjakan bersama

Tanya Fani        
11. Bagaimana mendidik anak laki2 agar kelak menjadi "Bapak Profesional" seperti Pak Dodik ?

#Jawab Pak Dodik
Memberinya contoh/teladan dan mendekatkannya dengan lingkungan yang sesuai dengan hal itu

Tanya Nonie
12. Assalamua'laikum Pak Dodik, salam kenal dr Nonie.. 
Bagaimana menghadapi sikap suami yang terlalu cuek dan kurang inisiatif dalam aktivitas rumah tangga? Terimakasih

#Jawab Pak Dodik
Wa'alaikum salam ww
Diterima, disyukuri terlebih dahulu. 

Kemudian ajak ia menerapkan mantra dasar IIP itu.
Jalankan dengan bahagia, dan persedikit tuntutan terhadap pasangan.

Tanggapan Mely
13. Noted. Menerima, mensyukuri dan enjoy ya, Pak..😊

Tanya Fani
14. Mantra dasar IIP itu apa saja pak ?

#Jawab Pak Dodik
Banyak bermain bersama, beraktivitas bersama, dan ngobrol bareng sekeluarga.

Closing Pak Dodik
Alhamdulillah sudah 19.59
Saya undur diri geser ke tetangga
Semoga bermanfaat dan berkah

Selamat belajar dan beraktivitas dengan bahagia, tidak perlu seperti memanggul dan menyeret beban
Wassalamu'alaikum ww.

Wednesday, March 15, 2017

NHW #8: MISI HIDUP DAN PRODUKTIVITAS


Bunda, setelah di materi sesi #8 kita belajar tentang bagaimana pentingnya menemukan misi hidup untuk menunjang produktivitas keluarga. Maka saat ini kita akan lebih menggali bagaimana menerapkannya secara teknis sbb :

a. Ambil salah satu dari ranah aktivitas yang sudah teman-teman tulis di kuadran SUKA dan BISA (lihat NHW#7)

Mengedukasi/Memotivasi/Menggerakkan orang lain untuk bersama-sama belajar dan mempraktekkan Ilmu Pendidikan Ibu dan Anak melalui aktivitas secara langsung dalam sebuah komunitas maupun melalui sebuah tulisan, baik media online/media cetak.

b. Setelah ketemu satu hal, jawablah pertanyaan “BE  DO HAVE” di bawah ini :

1. Kita ingin menjadi apa ? (BE) Educator/Motivator/Penulis (Aktivis)

2. Kita ingin melakukan apa ? (DO) Memberikan pengetahuan, wawasan, menggerakkan orang-orang di sekitar saya agar mau bersama-sama berbenah diri menjadi orang tua yang jauh lebih baik, baik itu lewat tulisan maupun presentasi/berbagi pengalaman secara langsung. Mengedukasi anak-anak lewat cerita yang menyenangkan namun sarat makna. Menyebarkan virus literasi kepada anak-anak sehingga mereka menyukai aktivitas membaca. 

3. Kita ingin memiliki apa? (HAVE)
- Beberapa buku tulisan pribadi yang bermanfaat untuk banyak orang.
- Komunitas/wadah yang bisa menyalurkan semangat berbenah diri bersama dengan orang lain.
- Perpustakaan mini

c. Perhatikan 3 aspek dimensi waktu di bawah ini dan isilah:

1. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu kehidupan kita (lifetime purpose)

Kebermanfaatan untuk banyak orang yang tidak pernah habis dimakan zaman, sehingga bisa menjadi jariyah dan merintis peradaban selanjutnya yang jauh lebih baik.

2.Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu 5-10 tahun ke depan (strategic plan)
- Mengerti, memahami dan mempraktekkan Ilmu-ilmu di IIP tentang Bunda Sayang, Bunda Cekatan, Bunda Produktif serta Bunda Shaliha.
- Meneruskan S2 dibidang Psikologi/Komunikasi/Pendidikan
- Mengkhatamkan tafsir-tafsir Alquran serta Hadist-hadist shohih Bukhari dan Muslim
- Menjadi seorang dosen lepas
- Menerbitkan beberapa buku cerita anak/buku tentang pendidikan ibu dan anak dengan harga yang terjangkau tanpa mengurangi kualitasnya.

3. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu satu tahun ( new year resolution)
Menulis sebuah buku cerita anak yang bisa bermanfaat untuk banyak orangtua serta anak-anaknya.

Mulailah dengan PERUBAHAN, karena pilihannya hanya satu BERUBAH atau KALAH


Salam Ibu Profesional,


/Tim Matrikulsi IIP/

Materi #8: MISI SPESIFIK HIDUP DAN PRODUKTIVITAS

MISI SPESIFIK Matrikulasi Ibu Profesional batch #3 sesi #8

Bunda, perjalanan kita untuk menemukan misi hidup selaras dengan perjalanan produktivitas hidup kita. Maka materi menemukan misi hidup ini, akan menjadi materi pokok di kelas bunda produktif.

Sebelumnya kita sudah memahami bahwa “Rejeki itu pasti, Kemuliaan yang harus dicari”. Sehingga produktivitas hidup kita ini tidak akan selalu diukur dengan berapa rupiah yang akan kita terima , melainkan seberapa meningkat kemuliaan hidup kita dimata Allah dan seberapa manfaat hidup kita bagi alam semesta.

Be Professional, Rejeki will Follow

Tagline Ibu Profesional di atas menjadi semakin mudah dipahami ketika kita masuk ranah produktif ini. “Be Professional” diartikan sebagai bersungguh-sungguh menjalankan peran. Kesungguhan dan keistiqomahan seseorang dalam menjalankan peran hidupnya  akan meningkatkan kemuliaan dirinya di mata Allah dan kebermanfaatan untuk sesama.

“Rejeki will follow’ bisa dimaknai bahwa  rejeki  setiap orang  itu sudah  pasti, yang membedakan adalah nilai kemanfaatan dan keberkahannya seiring dengan bersungguh-sungguh  tidaknya seseorang menjalankan apa yang dia BISA dan SUKA.

Uang akan mengikuti sebuah kesungguhan, bukan bersungguh-sungguh karena uang.

Pada dasarnya menemukan misi hidup itu tidak ada hubungannya dengan usia seseorang. Semakin awal seseorang merasa “galau” kemana arah hidupnya, semakin “risau” untuk mencari sebuah jawaban “mengapa Allah menciptakan dirinya di muka bumi ini?” maka semakin cepat akan menemukan misi hidup.

Kalau di pendidikan berbasis fitrah, proses ini secara alamiah akan dialami oleh anak-anak pre aqil baligh akhir (sekitar 10-13 th) dan memasuki taraf aqil baligh (usiia 14 th ke atas). Maka kalau sampai hari ini ternyata kita masih galau dengan misi hidup kita, maka bersyukurlah, karena kita jadi tahu kesalahan proses pendidikan kita sebelumnya, dan tidak perlu lagi mengalami hal tersebut di saat usia paruh baya yang secara umum dialami oleh sebagian manusia yang disebut sebagai (mid-life crisis). 

Maka sekarang, jalankan saja yang anda BISA  dan SUKA tanpa pikir panjang,   karena Allah pasti punya maksud tertentu ketika memberikan kepada kita sebuah kemampuan. Apabila kita jalankan terus menerus, kemungkinan itulah misi hidup kita.

Seseorang yang sudah menemukan misi hidup tsb apabila menjalankan aktivitas produktif akan lebih bermakna, karena keproduktivitasannya digunakan untuk mewujudkan misi-misi hidupnya. Sehingga selalu memiliki ciri-ciri :

a. Selalu bersemangat dengan mata berbinar-binar
b. energi positifnya selalu muncul, rasanya tidak pernah capek.
c. rasa ingin tahunya tinggi, membuat semangat belajar tinggi
d. Imunitas tubuh naik, sehingga jarang sakit, karena bahagia itu imunitas tubuh yang paling tinggi.


Ada 3 elemen yang harus kita ketahui berkaitan dengan misi hidup dan produktivitas :

a. Kita ingin menjadi apa (be)
b. Kita ingin melakukan apa (do)
c. kita ingin memiliki apa (have)


Dari aspek dimensi waktu ada 3 periode yang perlu kita perhatikan :

a. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu kehidupan kita (lifetime purpose)
b.Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu 5-10 tahunke depan ( strategic plan)
c. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu satu tahun ( new year resolution)


Setelah mendapatkan jawaban-jawaban dari pertanyaan di atas, maka mulailah berkomitmen untuk “BERUBAH” dari kebiasaan-kebiasaan yang anda pikir memang harus diubah.

Berikutnya mulai susun langkah-langkah usaha apa saja yang bisa kita lakukan untuk menunjang sebuah produktivitas hidup kita.Mulailah dengan menetapkan target waktu dan jadwal kegiatan selama satu tahun, serta menentukan ukuran atau indikator keberhasilan dalam setiap kegiatan yang kita lakukan.Buatlah prioritas dan pilih hal-hal yang memang kita perlukan. Hindari membuat daftar yang terlalu panjang, karena hal tersebut membuat kita “gagal fokus”. 

Demikian sekilas tentang pentingnya misi hidup dengan produktivitas, silakan dibuka diskusi dan nanti kami  akan lebih detilkan materi ini secara real di nice homework #8 berbasis dari kekuatan diri teman-teman yang sudah dituliskan di Nice homework #7.

Salam Ibu Profesional,


/Tim Matrikulasi IIP/



Sumber bacaan:
Antologi para Ibu Profesional, BUNDA PRODUKTIF, 2014
Materi Matrikulasi IIP, Bunda Produktif, 2017
Materi kuliah rutin Ibu Profesional, kelas bunda produktif, Salatiga, 2015_ HIDUP DAN PRODUKTIVITAS


Friday, March 10, 2017

Portfolio Pendidikan Anak (Bagian 3)



Langkah 3.Membangun dan Mengorganisasi Portfolio 

Selama kegiatan atau proyek atau program berlangsung maka kita mulai dapat mengkoleksi Evidence (Bukti bukti) dengan pengorganisasian yang baik. Apa yang dimaksud dengan Evidence? Bagaimana Mengorganisasikan Porttolio dengan baik termasuk pembuatan jurnal dsbnya? 

Ingat bahwa perbedaan antarara standard based Portfolio di sekolah dengan Showcase Portfolio untuk orangtua adalah bahwa Standard based Portfolio atau Assessment Portfolio pada umumnya membandingkan capaian anak dengan standar atau dengan kemampuan anak lain sesuai standar. Ini banyak digunakan dalam sekolah formal yang masih berwacana prestasi akademis bukan wacana perkembangan fitrah anak.  

Sementara Showcase Portfolio atau juga Learning Portfolio adalah membandingkan capaian anak pada sebuah kegiatan atau proyek dengan apa yang sudah dicapai oleh dirinya sendiri pada kegiatan sebelumnya berupa pengalaman, pengetahuan, keterampilan, sikap dll yang didapat. 

Tentu dalam pendidikan yang berwacana perkembangan fitrah anak dimana tiap anak adalah manusia seutuhnya yang unik dan tidak bisa dibanding bandingkan dengan apapun maka portfolio tipe personal ini sangat sesuai.

A. Awali dengan Membuat Jurnal Kegiatan

Portfolio yang sistematis terutama yang bukan standard based, sesungguhnya baru bisa dibangun dan diorganisasi dengan baik jika pola perkembangan atau progres anak sudah nampak, biasamya di atas usia 7 tahun.

Sebelum membangun Portfolio maka sebaiknya dibuat dan dikoleksi dulu "Jurnal Kegiatan" sehingga cukup banyak dan dapat distrukturkan dalam portfolio yang lengkap.

Jadi tidak perlu sempurna untuk memulainya, mulailah dengan kegiatan yang sederhana namun seru dan berani (menurut kita), lalu dokumentasikan hasilnya dalam Jurnal Kegiatan, tentu dengan observasi dan pengamatan yang penuh empati. Makin empati makin bagus refleksinya untuk merencanakan improvement pada kegiatan berikutnya.

Dokumentasi atau Jurnal Kegiatan yang paling mudah tentu saja foto dan filmkan. Just Do It!  Dokumentasi kegiatan itulah yang disebut Jurnal Kegiatan atau Jurnal Proyek sebagai bagian dari rangkaian kegiatan dalam sebuah Portfolio, dimana foto dan film nya adalah evidence atau bukti. Sebagai catatan, foto daln film ini mencakup karya anak atau produk anak dalam sebuah kegiatan.

Namun, jika selama ini lebih asik memfoto dan memfilmkan kegiatan anak namun "terlewat" memberi catatan catatan penting dalam kegiatam tsb, kini tambahkanlah dengan catatan catatan penting yang sebaiknya ada dalam sebuah portfolio. Catatan penting ini menjadi landasan untuk merancang pengalaman untuk kegiatan berikutnya.

Maka catatan catatan penting di dalam halaman sebuah Jurnal Kegiatan atau Jurnal Proyek setidaknya berisi 

1. Profile Anak saat melakukan kegiatan 
2. Deskripsi kegiatan 
3. Tujuan kegiatan 
4. Proses Kegiatan 
5. Pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperoleh (diskusikan dengan anak) 
6. Aspek fitrah yang ditumbuhkan lebih baik dari kegiatan sebelumnya (diskusikan dengan anak)
7. Refleksi meliputi perasaan, fikiran atau tanda fisik antusias anak sebelum, ketika dan sesudah melakukannya (interview anak atau anak menuliskan sendiri)
8. Refleksi meliputi perasaan, fikiran atau tanda fisik antusias orangtua sebelum, ketika dan sesudah mendampingi kegiatan 
9. Catatan dari orangtua maupun fasilitator untuk perbaikan penyelenggaraan kegiatan (perencanaan, safety, apa yang terlewat dll)
10. Usulan atau rencana rancangan kegiatan berikutnya, mana yang perlu diimprovisasi (diskusikan dengan anak) 
11. Bukti (Evidence) berupa foto, film, karya, produk dstnya
12. Dstnya, 

Silahkan berkreasi sesuai kebutuhan anak 

Berikutnya simpanlah rangkaian Jurnal Kegiatan atau Journal Proyek ini dalam "folder" baik hardcopy atau softcopy/elektronis secara runut dan terstruktur 

B. Bangun Portfolio Berdasarkan Koleksi Terpilih Jurnal Kegiatan 

Ingat bahwa masing masing portfolio punya maksud (purpose) berbeda, namun punya tujuan sama yaitu assessment agar menjadi landasan bagi perancangan berikutnya bukan hanya sebagai arsip semata yang sekedar mudah dicari kembali. Authentic Assessment adalah yang terbaik karena melibatkan Orangtua, Anak dan juga Fasilitator atau Maestro (jika terlibat) dalam memberikan observasi dan refleksi atas progress perkembangan anak..

Karenanya Portfolio harus dapat disajikan sesuai maksud pembuatannya dan yang lebih penting adalah bahwa semua rangkaian kegiatan atau proyek berserta catatan penting dan evidence nya kelak harus dapat ditangkap pola keunikan anak sehingga pola itu dapat dijadikan landasan untuk merancang kegiatan/proyek berikutnya, membangun Portfolio yang tergonisir kemudian akhirnya untuk merancang personalized curriculum.

Bangunan Portfolio yang Sistematis meliputi 

1. Portfolio Plan (sebagaimana dibahas pada langkah 2)
2. Profile Unik Anak hasil Observasi Emphaty dalam banyak Jurnal Kegiatan sebelumnya. Profile ini sebagai "based line" atau landasan untuk pengembangan atau improvisasi, karenanya harus berisi potensi exisiting meliputi aspek Talent, Attitude, Skill & Knowledge yang dikuasai termasuk semua aspek fitrah. 
Pada akhir periode pembuatan Portfolio, maka Profile ini berisi update progress perkembangan yang akan menjadi "based line" bagi portfolio plan berikutnya.
3. Koleksi dari Jurnal Kegiatan atau Jurnal Proyek selama periode pembuatan Portfolio, tentu setiap jurnal beserta evidence dan hasil observasi dan refleksinya 

Kemudian bagaimana teknik observasi atau refleksi yang baik? 

(Bersambung)

Salam Pendidikan Peradaban 

#pendidikanberbasisfitrah dan akhlak
#fitrahbasededucation 
#portfoliofitrah 
#portfolio

Komunitas HebAt
Ust. Harry Santosa

NHW #7: TAHAPAN MENUJU BUNDA PRODUKTIF

Nice Homework #7

Bunda dan calon bunda yang masih semangat belajar sampai NHW #7.  Selamat, anda sudah melampaui tahap demi tahap belajar kita dengan sabar.

Setelah kita berusaha mengetahui diri kita lewat NHW -NHW sebelumnya, kali ini kita akan mengkonfirmasi apa yang sudah kita temukan selama ini dengan tools yang sudah dibuat oleh Abah Rama di Talents Mapping. 

Segera cocokkan hasil temu bakat tersebut dengan pengalaman yang sudah pernah teman-teman  tulis di NHW#1 – NHW #6
Semua ini ditujukan  agar kita bisa masuk di ranah produktif dengan BAHAGIA.

🍀 Ketahuilah tipe kekuatan diri (strenght typology) teman-teman, dengan cara sbb :

1. masuk ke www.temubakat.com

2. isi nama lengkap anda, dan isi nama organisasi : Ibu Profesional
jawab Questioner yang ada disana, setelah itu download hasilnya

3. Amati hasil dan konfirmasi ulang dengan apa yg anda rasakan selama ini.

Alhamdulillah sejalan, saya cocok menjadi edukator atau motivator. Sesuai dengan cita-cita dan misi kehidupan saya sebagai seorang individu. Saya senang membagikan ide, gagasan, teori, serta hal-hal bermanfaat lainnya kepada orang lain. Saya senang melihat orang lain maju dan menjadi lebih baik. Tepatnya bersama-sama menuju ke arah yang lebih baik. Saya selalu percaya bahwa memberikan kebaikan dan kebermanfaatan kepada orang lain akan menguatkan pondasi ilmu tersebut dalam diri saya, dan akan menghadirkan kebaikan-kebaikan yang lainnya, kembali ke dalam hidup saya lagi. Saya senang membersamai kebaikan pada lingkungan saya. Dan melihat pertumbuhannya. 

Saya juga senang menulis. Berbagi manfaat lewat tulisan. Menemukan jalan keluar yang paling dengan cara  menimbang, mempelajari, menganalisa, memilih, dan memutuskan yang terbaik yang paling mungkin untuk dilakukan. Sesuai pertanyaan yang paling tidak cocok dan yang tidak cocok bagi saya pribadi 5 poin itu terlalu banyak. Karena mungkin saja tidak selalu setiap individu memiliki ketidakcocokkan sejumlah 5 poin. Dikarenakan hal tersebut, mau tidak mau saya harus memilih sehingga "merasa" tidak cocok pada sesuatu hal yang bagi saya sejatinya biasa saja. Kebanyakan dari poin-poin yang tidak cocok tersebut saya pilih karena saya tidak pernah "mengalami" pekerjaan yang berkaitan dengan poin tersebut, seperti memproduksi barang pada manufaktur, atau hal-hal yang berkaitan dengan technical.

Namun untuk potensi kekuatan saya, sejauh ini sedikit banyak menjelaskan bagaimana dan apa yang menjadi minat dan bakat saya.

4. Lampirkan hasil ST30 (Strenght Typology) di Nice Homework #7





🍀 Buatlah kuadran aktivitas anda, boleh lebih dari 1 aktivitas di setiap kuadran

Kuadran  1 : Aktivitas yang anda SUKA dan anda BISA

• Menulis
• Membaca Buku
• Memotivasi/Mengedukasi orang lain baik secara personal ataupun didepan publik (tentang pendidikan ibu dan anak (pengasuhan, ASI, tumbuh kembang, kesehatan dlsb), finansial keluarga, juga hikmah-hikmah yang terkandung dalam Alquran dan Alhadits yang telah saya pelajari)
• Mengarang cerita anak
• Menyerap bacaan/kalimat yang agak sulit
• Merancang strategi demi mencapai tujuan (Hidup, Finansial, Penjualan)
• Berpikir tentang masa depan
• Merumuskan masalah dan problem solvingnya
• Menempatkan seseorang sesuai kemampuannya
• Menimbang dan mempelajari sesuatu untuk menentukan sebuah nilai, kepentingan atau kondisi
• Memasak
• Crafting
• Berenang
• Running
• Membaca Alquran dengan tartil

Kuadran 2  : Aktivitas yang anda SUKA tetapi anda TIDAK BISA
• Menjahit
• Menggambar menggunakan aplikasi di komputer
• Berkendara
• Berkuda
• Memanah
• Public Speaking/Communicator (Saya bisa namun belum mahir, perlu belajar dan jam terbang yang jauh lebih banyak)
• Menganalisis data berupa angka-angka menggunakan aplikasi komputer

Kuadran 3 : Aktivitas yang anda TIDAK SUKA tetapi anda  BISA
• Menjadi penengah diantara 2 orang yang berkonflik
• Mendistribusikan Barang
• Notulensi
• Menghapal
• Melayani dan merawat orang lain selain orang yang saya cintai (seperti suster, misalnya)/Care taker
• Perbankan
• Menjadi perwakilan di suatu tempat
• Menjaga keselamatan dan keamanan dari suatu resiko berbahaya

Kuadran 4: Aktivitas yang anda TIDAK SUKA dan anda TIDAK BISA
• Mengerjakan sesuatu yang tidak saya minati serta tidak saya pelajari, seperti IT, Hukum, Kimia, Ekonomi, dll
• Berbasa-basi
• Arranger
• Commander, memaksa orang mengerjakan sesuatu
• Melayani seseorang sebagai pekerjaan, customer service atau perawat contohnya.

--------

Diluar materi ini, saya juga menganjurkan pasangan saya melakukan tes temubakat tersebut, diluar dugaan, ternyata beliau sudah melakukan tes tersebut sebelumnya, maka inilah hasilnya.



Terlihat banyak perbedaan diantara kami, yang saya berharap, diluar materi "Menemukan Misi Hidup sebagai Individu" ini, saya dan suami bisa saling bekerja sama sebagai sepasang suami istri yang dapat saling melengkapi satu sama lain.
Karena berbeda bukanlah menjadi oenghalang keharmonisan sebuah keluarga, namun dengan perbedaan, sepasang suami istri dapat saling mengisi kekurangan satu sama lain demi mencapai tujuan bersama.
Aamiin.. InsyaaAlloh.


❤❤❤

Tuesday, March 7, 2017

Materi #7: REJEKI ITU PASTI, KEMULIAAN HARUS DICARI


Alhamdulillah setelah  melewati dua tahapan “Bunda Sayang” dan “Bunda Cekatan”  dalam proses pemantasan diri seorang ibu dalam memegang amanah-Nya, kini sampailah kita pada tahapan “Bunda Produktif”.

Bunda Produktif adalah bunda yang senantiasa menjalani proses untuk menemukan dirinya, menemukan “MISI PENCIPTAAN” dirinya di muka bumi ini, dengan cara menjalankan aktivitas yang membuat matanya “BERBINAR-BINAR "

Sehingga muncul semangat yang luar biasa dalam menjalani  hidup ini bersama keluarga dan sang buah hati. 

Para Ibu di kelas Bunda Produktif  memaknai semua aktivitas sebagai sebuah proses ikhtiar menjemput rejeki.

Mungkin kita tidak tahu dimana rejeki kita, tapi rejeki akan tahu dimana kita berada.

Sang Maha Memberi  Rejeki sedang memerintahkannya untuk menuju diri kita”

Allah berjanji menjamin rejeki kita, maka melalaikan ketaatan pada-Nya, mengorbankan amanah-Nya,  demi mengkhawatirkan apa yang sudah dijaminnya adalah kekeliruan besar

Untuk itu Bunda Produktif sesuai dengan value di Ibu Profesional adalah  

Semua pengalaman para Ibu Profesional di  Bunda Produktif ini, adalah bagian aktivitas amalan para bunda untuk meningkatkan sebuah *KEMULIAAN* hidup.

“ Karena REJEKI itu PASTI, KEMULIAAN lah yang harus DICARI "

Apakah dengan aktifnya kita sebagai ibu di dunia produktif akan meningkatkan kemuliaan diri kita, anak-anak dan keluarga? Kalau jawabannya” iya”, lanjutkan. Kalau jawabannya” tidak” kita perlu menguatkan pilar “bunda sayang” dan “bunda cekatan”, sebelum masuk ke pilar ketiga yaitu “bunda produktif”.

Tugas kita sebagai Bunda Produktif bukan untuk mengkhawatirkan rizqi keluarga, melainkan menyiapkan sebuah jawaban “Dari Mana” dan “Untuk Apa” atas setiap karunia yang diberikan untuk anak dan keluarga kita.

Maka 

Bunda produktif di Ibu Profesional tidak selalu dinilai dengan apa yang tertulis dalam angka dan rupiah, melainkan apa yang bisa dinikmati dan dirasakan sebagai sebuah kepuasan hidup, sebuah pengakuan bahwa dirinya bisa menjadi Ibu yang bermanfaat bagi banyak orang

Menjadi Bunda Produktif, tidak bisa dimaknai sebagai mentawakkalkan rejeki pada pekerjaan kita.

Sangat keliru kalau kita sebagai Ibu sampai berpikiran bahwa rejeki yang hadir di rumah ini karena pekerjaan kita.

Menjadi produktif itu adalah bagian dari ibadah, sedangkan rejeki itu urusan-Nya

Seorang ibu yang produktif itu agar bisa,

1. Menambah syukur, 
2. Menegakkan taat 
3. Berbagi manfaat.


Rejeki tidak selalu terletak dalam pekerjaan kita, Allah berkuasa meletakkan sekendak-Nya

Maka segala yang bunda kerjakan di Bunda Produktif ini adalah sebuah ikhtiar, yang wajib dilakukan dengan sungguh-sungguh (Profesional).

Ikhtiar itu adalah sebuah laku perbuatan, sedangkan Rejeki adalah urusanNya.

Rejeki itu datangnya dari arah tak terduga,  untuk seorang ibu yang menjalankan perannya dengan sungguh-sungguh dan selalu bertaqwa.

Rejeki hanya akan menempuh jalan yang halal, maka para Bunda Produktif perlu menjaga sikap saat menjemputnya,

Ketika sudah mendapatkannya ,jawab pertanyaan berikutnya “ Buat Apa?”. Karena apa yang kita berikan ke anak-anak dan keluarga, halalnya akan dihisab dan haramnya akan diazab.

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/


Sumber bacaan:

• Antologi para Ibu Profesional, BUNDA PRODUKTIF, 2014
• Ahmad Ghozali, Cashflow Muslim, Jakarta, 2010
• Materi kuliah rutin Ibu Profesional, kelas bunda produktif, Salatiga, 2015

Sunday, March 5, 2017

Muslim yang Kaaffah (Part 1)

Menjadi seorang muslim yang kaaffah itu tidak mudah. Mengapa? Karena hadiahnya surga. Kalo mudah, yabiasalah hadiahnya bukan surga, mungkin kipas angin atau piring syantik.

Sependek pengetahuan saya, golongan manusia-manusia itu sudah dijelaskan dalam Al-Quran.

Apa sajakah itu?

 1. Golongan Mu’min, yakni golongan yang menerima dan menyakini rukun iman yang enam, iman kepada Allah, MalaikatNya, KitabNya, RasulNya, Hari akhir, dan TakdirNya dengan tulus dan jujur. Golongan ini tidak hanya menerima akidah dengan hatinya, melainkan juga mengakui dengan lisannya, dan mengamalkan dengan tingkah lakunya. 



Orang Iman/Mukmin terbagi lagi menjadi 3:
Sabiqun Bilkhoirot (Berlomba-lomba dalam kebaikan)
Muqtashid (Pertengahan)
Dzholimu Linafsi (Menganiaya diri sendiri)

2. Golongan Kafir, yakni golongan yang menolak rukun iman secara terang-terangan. 

3. Golongan Munafik, yakni golongan yang pada lahirnya menerima akidah islam namun sebenarnya hatinya menolak dan tidak mempercayai akidah islam. Mereka menampakan keislaman dan menyembunyikan kekafirannya.

4. Golongan Musyrik, yakni golongan yang mempersekutukan Allah SWT dengan sesuatu yang lain. 

5. Golongan Murtad, yakni golongan yang dulunya beriman kepada Allah SAW kemudian keluar dari agama Islam. 

6. Golongan Fasiq, yakni golongan orang yang selalu melakukan dosa
akan menganggap bahwa dosa adalah hal yang biasa dan sulit untuk meninggalkannya. Dan, hal tersebut dapat membuat mereka keluar dari agama (murtad).

Masing-masing golongan dijelaskan pula contoh/ciri khasnya. Ada yang bisa dilihat dengan mata telanjang, ada yang tidak. Boleh di cek lagi Quran Haditsnya masing-masing ya sist.

Namun, sebagai manusia dengan keterbatasannya, kita tidak dapat menjustifikasi seseorang karena hal tersebut adalah haknya Allah. Tapi, kita bisa menjaga diri kita dari kemaksiyatan-kemaksiyatan yang telah dicontohkan, pun menjaga diri kita agar tidak terpengaruh pada orang-orang yang menganiaya dirinya sendiri dengan melanggar perintah Allah dan Rasul.

Ketika kita berhijrah ke arah yang lebih baik, tentu saja selalu ada cobaannya. Kalau lulus ujian bisa naik kelas, kalau gagal ya menunggu ujian selanjutnya, supaya tetap bisa naik kelas. Masa mau stuck disitu saja keimanannya? Jangan dong, ya. 



Sebagai generasi akhir zaman, cobaan mukmin akan lebih dahsyat lagi. Contoh yang paling dekat dengan kita adalah cobaan pergaulan. Lingkungan ini berpengaruh sangat besar pada keimanan dan pola pikir kita. Dan memang sudah rumusnya, yang seakidah akan berteman dengan sesamanya. Karena melelahkan sekali tentunya berteman dengan orang yang berbeda cara pandang tentang Islam padahal seagama.



Jadi jangan heran ketika kita mencoba menjadi muslim yang kaaffah, lalu ada saja diantara beribu teman yang menjuluki kuno. Kolot. Norak. Konservatif atau apalah. 

Santai saja.



Karena tidak pernah ada penjelasan dalam Alquran maupun Alhadits tentang jenis Islam yang kolot dan jenis Islam yang bebas. Itu hasil buah pikir manusia saja demi memuaskan hawa nafsu dan syahwat mereka.

Jangan terpengaruh.

Kembalikan lagi kepada pedoman hidup kita, Alquran dan Alhadits. Pedoman hidup itu berlaku MUTLAK. Sekali lagi ya, MUTLAK. All in.
Tidak bisa dicomot yang sesuai keinginan kita dan dibuang yang tidak kita suka. Tidak bisa juga bebas mengartikannya sesuai pola pikir kita. Tidak bisa. Ada aturan mainnya. Harus sama persis dengan apa yang Rasulullah sampaikan kepada umat terdahulu. 



Menjadi muslim yang baik, menghormati sesama, menutup aurot (dalam artian yang sesungguhnya, bukan berpakaian tapi telanjang), berdakwah, menyampaikan kebenaran Alquran walaupun seayat, dan beribu perilaku juga syarat menjadi muslim yang kaffah lainnya adalah satu paket. Jangan dipisah-pisah. 

Karena menjadi orang baik saja tidak bisa mengantarkan kita ke surga. Perlu iman, ilmu, amal yang sesuai kaidahNya serta taat, ikhlas dan takwa kepada Lillahi Ta'ala.



Katakan yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah sesuai Alquran dan Alhadits. Karena hanya menjadi baik saja tidak perlu beriman kepada Allah tapi menjadi BENAR dan baik harus selalu berlandaskan ketentuan Allah. Dan tidak semua hal yang BENAR itu menyenangkan. Karena tentu saja, mendapatkan surga itu tidak mudah, jenderal. 



Jangan sampai, hidup singkat, sekali di dunia ini malah menanam jariyah dosa atas pola pikir dan perilaku salah kita yang menginspirasi orang lain untuk ikut serta melakukannya.



Dosa dilakukan sendiri, tanggung jawab sendiri. Dosa dilakukan sendiri namun kemudian diketahui publik dan menginspirasi orang lain untuk berbuat dosa juga, maka menjadi jariyah dosa untuk kita sampai hari kiamat.

Naudzubillahi min dzalik.




Semoga Allah selalu berikan petunjuk serta perlindunganNya untuk kita semua. 
Semoga Allah terus memberi kita kekuatan dan keteguhan untuk melewati ujian-ujian akhir zaman.
Semoga Allah terus menumbuhkan niatan-niatan baik dalam diri kita untuk terus memperbaiki kekurangan diri dan bisa merealisasikannya sesuai Alquran dan Alhadits.
Semoga Allah selalu menjaga dan memberikan pemahaman yang benar kepada anak turun kita.
Aamiin. Yaa robbal 'alamiin.

#notetoself
#personalthoughts

All sourcepict: pinterest/Lia