Thursday, September 27, 2018

Pertimbangkan Ini saat Memilih Sekolah Dasar untuk Anak (1)


Heyhoo~ Assalamualaikum

Karena guglang gugling nggak jelas juntrungannya itu capek sih, maka saya kepikiran bakal buat google sheet yang sekarang masih di corat coret dulu di google keep. Biar enak baca dan bandingin plus minus sekolah yang diincar.

Nah, sekarang saya mau sharing kriteria apa saja yang bisa kita pertimbangkan buat memilih sekolah anak. Khususnya sekolah dasar ya, karena anak akan menghabiskan masa anak-anaknya di sana. 6 Tahun lama ya kan, buk. Nggak kebayang kalau tiba-tiba anak bosen tengah jalan.



Yang mau menambahi, silahkan lhooo~

πŸŒ‡ Tipe Sekolah

Sekolah negeri atau sekolah swasta? Sekolah umum atau sekolah alam? Sekolah agama (Islam, Kristen, Katolik) atau sekolah biasa aja yang campur semua, supaya belajar toleransi etc etc. Pilih dulu tipe sekolah yang sekiranya sreg dengan visi misi serta jaman yang kelak akan dilewati anak-anak kita.

πŸŒ‡ Cek Visi Misi Sekolah

Mau nikah aja cek visi misi pasangan dulu, ya. Biar sejalan, lancar, nggak banyak berantem atau beda pendapat krusial. Apalagi ini urusannya tentang 'menitipkan' amanah kita, ya walaupun 'sebentar' dan sudah pasti sebenarnya mereka adalah tanggung jawab penuh kita sebagai orang tua, maka memilih sekolah yang sejalan dengan visi misi kita, mempermudah jalan kita dalam menjaga serta mendidik amanah yang telah diberikan olehNya, insyaAllah.

Kalau perlu, cari tahu juga owner/kepala sekolahnya, ngobrol bareng mereka. Sedikit banyak kita akan tahu segreget apa si owner/kepsek ingin memajukan pendidikan, memaksimalkan potensi siswa-siswanya dengan menyajikan pendidikan yang menyenangkan di sekolah tersebut.

πŸŒ‡ Lokasi dan lingkungan Sekolah

Sekolah bagus mungkin banyak, sayangnya nggak semua sekolah dapat kita akses dengan mudah sehingga bagi saya penting untuk mempertimbangkan beberapa hal ini:
πŸ“ Jarak
Bersyukur beberapa sekolah incaran kami berada di radius kurang dari 5 KM, dan saya rasa, saya mungkin juga masih menolerir jarak 7-8 KM jika daerah sekolah tersebut agak terpencil/ daerah jarang macet. Jarak yang tidak terlalu jauh ini akan berdampak pada kondisi anak. Anak tidak akan terlalu capek di jalan karena macet atau lain hal, tidak perlu berangkat terlalu pagi dan pulang terlalu siang, menghemat waktu juga biaya serta memudahkan kita untuk antar jemput jika dilakukan secara mandiri.
πŸ“ Lingkungan Sekolah
Selain itu hal yang bisa dipertimbangkan tentang lingkungan sekolah, mungkin beberapa orang tua lebih nyaman jika sekolah tidak berada di kawasan yang ramai lalu lintas, di pinggir jalan raya atau di dekat lokasi pusat perbelanjaan. Juga lingkungan sekolah yang kondusif, sekolah lebih menjorok ke dalam sehingga hiruk pikuk suara di luar sekolah tidak mengganggu kegiatan atau konsentrasi belajar anak-anak.

πŸŒ‡ Tes Masuk Siswa Baru

Beberapa sekolah favorit (both, swasta/negeri) ada yang mewajibkan tes masuk seperti calistung: (membaca, menulis dan berhitung) dari hal ini kita bisa menilai kemungkinan-kemungkinan cara belajar yang diberikan oleh sekolah tersebut. Mayoritas sekolah yang menggunakan keunggulan prestasi anak dalam 'angka' sebagai filter penerimaan siswa, dalam sistem pembelajaran kemungkinan besar akan memakai sistem DIRECT TEACHING. Sistem pembelajaran satu arah seperti saat kita sekolah dahulu. Guru mengajar, memberikan latihan dan PR secara konvensional.
Tes masuk dengan observasi/wawancara dari pihak sekolah. Terkadang pada praktiknya yang di interview hanya orang tua saja, beberapa sekolah lainnya menggunakan metode interview 2 arah, anak juga orang tua, mereka mengkonfirmasi kesiapan kedua belah pihak. Sekolah yang menerima murid baru melalui tes wawancara biasanya sistem pembelajaran yang akan digunakan mereka adalah ACTIVE LEARNING.

Beberapa sekolah paham betul bahwa bekerjasama dengan orang tua yang kurang peduli/cuek, tidak memiliki prinsip tertentu atau terlihat tidak siap terlibat perihal sekolah anak hanya akan membawa petaka bagi pihak sekolah.



πŸŒ‡ Kurikulum/Metode Pembelajaran

Mau kurikulum yang seperti apa? Kurikulum nasional? nasional plus? Internasional seperti IB/Cambridge? Cari tahu lebih banyak tentang metode pembelajaran ini, yaa. Nasional plus itu biasanya yang plus islami, bernafaskan islam. Plus montessori, atau plus kurikulum khusus yang diramu secara mandiri oleh sekolah yang bersangkutan.

Saya pribadi condong ke nasional plus, memang. Kalo bisa sekalian sekolah yang pake kurikulum nasional plus dan internasional mah boleh banget dong, asal harganya jangan mahal-mahal amat yaaaa. Hahahaha. Pelik memang kalau sudah menyangkut biaya πŸ˜ͺ
Selain itu preferensinya juga kalau bisa bilingual atau full english juga boleh. Kan lumayan ngirit biaya les sekalian *emakperhitungandetected πŸŒ‹

Kok, mau yang pake english segala sih? Banyak mau ngana! πŸ˜… Ya, pengen aja. Wkwk. Adalah sesuatu yang kalo diterawang-terawang di masa kini, kok sepertinya butuh, gitcu.
 
Montessori akan sangat menjadi nilai plus! Sayangnya sekolah dengan montessori di Bogor pilihannya sangat minim, dan bagi saya kurang sreg aja setelah cari tahu via google dengan pilihan beberapa primary school dengan montessori yang ada.

Intinya sih mau sekolah yang nggak maksa anak duduk belajar, belum ada PR untuk anak kelas 1 sampai 2 SD, kalau pun ada PR, PR nya berupa project yang memang butuh pengawasan orang tua, bukan PR textbook gitu, jadi anaknya bahagia di dalam kelas. Bahkan kangen mau sekolah mulu 😝 Sekolah yang mengutamakan akhlak, mengembangkan leadership serta kepercayaan diri dengan cara yang menyenangkan.
Rewel amat sih ibu bangsa satu ini........ πŸ™„

Masih ada beberapa pertimbangan lainnya, bahas di next post aja, ya! Kepanjangan banget inih 😁

See ya! Assalamualaikum 🎈

Wednesday, September 26, 2018

Kenapa (kami rasa) butuh SD Swasta?

Yap, Assalamualaikum gengs πŸ’

Jadi berangkat dari obrolan grup watsap makemak kesayangan berfaedahku *halah, saya jadi tertamvar bahwa, wow S udah 3 taun lebih ajaaaah. Pet ngets, yes moms. Sudah mau sekolah bentar lagiii. Sudah yakin belum ya SD mana yang akan kami pilih? Eh, SD nya pake waiting list nggak? Dana pendidikan sudah siap? (Eaaa, ini masalah terpeliknya πŸ˜‚) dan banyak pertanyaan-pertanyaan yang berkecamuk di dalam dada.

(Warning: postingan panjang kali lebar πŸ˜…)

Dahulu kala jaman S masih 1 taunan (sekitar 2016 2017an lah, ya), saya udah mulai cari-cari tau, kira-kira nanti S SD nya dimana, ya? Berapa uang pangkalnya? SPP nya? Di Depok atau di Bogor aja? Sekolah alam atau sekolah umum aja? Kurikulum nasional atau internasional? dlsb.




Saya juga sudah coba hitung-hitung inflasi biaya pendidikannya untuk 6 tahun ke depan, karena kan nggak mungkin biaya sekolahnya akan sama dengan harga yang saya lihat saat itu dong, ya.

Nah, bermula dari situlah saya bisa memprediksi, oke saya dan suami butuh sekian puluh juta untuk rata-rata uang pangkal SD-SD yang menurut kami sesuai kriteria untuk S dan tentunya juga kami sebagai orang tua.

Oiya, kita (saya sih lebih tepatnya huehehe) emang nyari SD swasta, dan kayaknya kurang sreg dengan kurikulum serta budaya di SD Negeri. Saya masih mempertanyakan apakah metode pembelajarannya masih sama seperti saya dulu? Kelas dengan banyak anak, dipaksa mandiri, PR, beban materi sekolah yang cukup berat, murid fokus pada satu guru dan gurunya nggak fokus sama semua murid alias nggak student centered dlsb dlsb yang mungkin mayoritas pembaca mengalami pengalaman tersebut di masa kecilnya, dan baik-baik saja seperti saya. Hahaha

Walaupun sebenernya saya dan suami typical manusia yang nggak susah bangun pagi buat sekolah, nggak malesan,  anak yang tertib peraturan, rajin mengerjakan PR endembre endembre (lalu membanggakan diri, lol), intinya bukan type anak yang nggak bergairah ke sekolah gitu lah, kami bahagia sekolah walaupun sekolahnya negeri dengan tuntutan dan beban yang cukup berat kalau dipikir-pikir saat ini, khususnya setelah saya menjadi orang tua. Iya, sekolah yang ramah anak rasanya jadi prioritas sekali saat ini.

Belum lagi, ada peraturan terbaru tentang minimal usia dan sistem zonasi pada Penerimaan Peserta Didik Baru (khususnya sekolah dasar). Saya akan mention beberapa peraturan terkait, yaa.

Dikutip dari akun instagram resmi Kemendikbud @kemdikbud.ri dan Permendikbud Nomor 14 Tahun 2018, beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai sistem zonasi dalam PPDB 2018 diantaranya:

1. Sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah (pemda) wajib menerima calon peserta didik berdomisili pada radius zona terdekat dari sekolah dengan kuota paling sedikit 90% dari total jumlah keseluruhan peserta didik yang diterima.

...
...

8. Untuk jenjang SD, sistem zonasi menjadi pertimbangan seleksi tahap kedua setelah faktor minimum usia masuk sekolah sudah terpenuhi. Sedangkan bagi SMK sama sekali tidak terikat mengikuti sistem zonasi.

Yap, kesempatan masuk SD lebih besar ketika usia anak kita lebih tua dibanding calon siswa lainnya. Setelah usia, maka filter kedua adalah zonasi.

Filter yang ada, membuat sekolah favorit seperti 'kehilangan' giginya. Kehilangan lingkungan anak-anak yang terseleksi berdasarkan prestasi.

Familiar nggak sih, temen-temen sekolah dulu rumahnya ada yang diujung timur satu lagi diujung barat banget sekolah, jauuuuuh bener.

Kok, mau ya? Ya, mau lah kan sekolah favorit!

Kok, bisa ya satu sekolah sama kita yang rumahnya cuma segelindingan doang dari sekolah? Ya, bisa lah! Kan filternya nilai UN, NEM, tes calistung, IQ dlsb.

Jadi, sekolah favorit saat ini seharusnya akan sangat-sangat "multicultural" = anak pandai, rajin, malas, kurang berakhlak, orang tua peduli, orang tua cuek, orang tua dengan ilmu parenting baik, orang tua dengan sabodo amat yang penting anak gua bisa makan, sekolah dlsb dlsb. Tidak seperti seleksi alam sebelumnya, sekolah favorit kini akan menjadi sekolah "biasa saja" dengan beragam culture dari calon siswa dan orang tuanya.

Yang padahal sebelumnya, bisa jadi (bisa jadi lho ya, ini subjektif sekali memang), sudah terseleksi dengan prestasi, which is kemungkinan besar anak-anak dan orang tua masing-masing memiliki "latar belakang" tidak terlalu jauh berbeda gap diantara mereka.

Apakah sekolah swasta terjamin baik? Ya nggak juga. Tapi meminimalisir 'resiko' tercampur baurnya lingkungan yang tidak teridentifikasikan, setidaknya bisa diikhtiarkan, bagi saya.

Apakah sekolah negeri jadi sedemikian jauh kriterianya dari sekolah ideal? Ya, balik lagi, tergantung prinsip dan keyakinan masing-masing orang tua serta kebutuhan juga ketahanan anak dalam beradaptasi pada metode pembelajaran yang disajikan.

Pasti ada kok orang tua yang bisa menolerir metode pembelajaran konvensional, dan ya kok anaknya juga baik-baik aja tuh di sekolah tersebut, malah berprestasi. Jadi, balik lagi memang, kebutuhan dan preferensinya tergantung dari individunya masing-masing. Nggak ada yang sama, karena semua orang unik, yes?

Dalam peraturan kemendikbud disebutkan, ternyata masih ada kesempatan, dikecualikan untuk siswa yang di luar zonasi, tetap dapat mendaftar sekolah impiannya dengan syarat tertentu yang terdapat pada poin 6. Cukup menarik, mari kita simak.

6. Calon siswa di luar zonasi dapat diterima melalui beberapa cara yakni:

a. Melalui jalur prestasi dengan kuota paling banyak 5% (lima persen) dari total jumlah keseluruhan peserta didik yang diterima.

b. Alasan perpindahan domisili orangtua/wali atau alasan terjadi bencana alam/sosial dengan paling banyak 5% (lima persen) dari total keseluruhan siswa yang diterima.

Untuk jalur prestasi ini, masyaa Allah, insyaAllah banyak aja nih ya saingannya? Eh, saya kurang tahu ya kalau pada SD Negeri praktiknya seperti apa. Apakah berdasarkan IQ, tes calistung serta wawancara dlsb untuk menentukan calon siswa tersebut berprestasi atau tidak. Yang jelas, masuk SD Negeri saingannya makin ketat, kalau sekolah favorit anak-anak saya bertempat di luar zonasi calon sekolah favoritnya.

Nah, balik lagi nih, tes calistung ini kan kontroversi juga di kalangan emak-emak, ya. Ada yang pro ada juga yang kontra. Ada yang anaknya udah bisa, ada yang belom bisa. Ada yang udah bisa tapi nggak mau lah pilih sekolah baru SD aja tes calistungan segala, ada yang gapapa lah kan diseleksi yang terbaik doong, biar lingkungan bagus. Macem-macem lah ya. Bebas aja, selama orang tua dan anak sama-sama mengerti mau kemana dan seperti apa nantinya di sekolah.

Jadi, cari sekolah, SD ya khususnya, karena kalau TK kan nggak terlalu lama, 2 tahun paling lama, dan TK PG mah mostly main-main berfaedah aja. Nah, kalau SD ini kan cukup lama ya buk, 6 tahun. Jadi milihnya tuh agak tricky, buat emak-emak yang banyak maunya kek saya πŸ˜‚ 

Belum lagi di usia 6-12 tahun itu anak akan melewati berbagai puncak fitrah yang menjadi pondasi dasar karakternya menuju aqil baligh kelak, sehingga memikirkan ini jauh-jauh hari menjadi pilihan yang cukup bijak, kok gengs.

Jangan gegabah beberapa bulan sebelum tahun ajaran anak mulai sekolah, baru sibuk cari sekolah, karena yang udah booking dari sejak bayinya baru lahir pun ada, haha masyaa Allah ya buibu jaman naw ieu teh, mantul πŸ‘ Yang mendadak, baru sibuk cari sekolah terus nggak dapet karena nggak cocok atau nggak keterima dimana-mana juga ada loh, anaknya jadi mundur lagi ke TK atau nunggu lagi setahun. Pilihan yang cukup berat, well... You choose, parents πŸ™ƒ

Oiya, jangan lupa persiapkan budgetnya sedini mungkin, agar supaya nabungnya nggak berat-berat amat dan kita memiliki keleluasaan serta kesempatan untuk memilih sekolah menjadi lebih lebarrr daripada "berpura-pura" amnesia selama 7 tahun, nggak nyiapin apa-apa, tahu-tahu amanah kita (anak) udah gede aja dan bulan depan bakal jadi murid di suatu sekolah.

Oya, termasuk homeschooling! Biaya homeschool juga nggak sedikit loh, yaaa. Apalagi ilmu, komitmen juga kekuatan untuk menyelesaikannya dari A sampai Z. Superb lah buat yang bisa homskul, saya saluuute.

So, oke sampai sini, saya dan suami masih berpikir bahwa kami butuh SD Swasta untuk S. Menimbang berbagai hal serta melihat saya dan suami rasanya juga nggak sanggup kalo berkomitmen dengan metode homskul.

Disclaimer, kalo SD Negeri jaman S kelak tau-tau jadi bagus yaaa, mungkin bisa jadi kami akan pilih SDN aja karena lebih hemat yakaaaan hahaha *teteup *makemak

Untuk postingan selanjutnya, saya akan bahas beberapa yang perlu dipertimbangkan saat memilih sekolah (SD), dan kegalauan kami yang dihadapkan situasi kurang mendukung. See ya! Selamat merenung, gengs. Assalamualaikum~

Wednesday, September 5, 2018

Informasi Biaya Periksa Kandungan Depok - Bogor

Halo, Assalamualaikum!
Duh, kangennya sama blog ini. Sudah lama sekali saya tidak update blog. Kemarin sempat ada wacana mau menulis seputar seks yang bikin penasaran para singlewan singlewati, tapi apadaya saya belum juga membuat draftnya. Huhu.




Baik, kali ini saya (insya Allah) ingin berbagi informasi mengenai biaya periksa kandungan di Depok-Bogor dan sekitarnya. Saya mengumpulkan informasi dari internet, forum-forum ibu hamil, bertanya kepada beberapa teman yang sudah atau sedang hamil dan rutin ke dokter kandungan juga pengalaman pribadi. Saya usahakan harga yang tertera update 2018, jika tidak, maka akan saya tambahi informasi untuk tahun berapa biaya tersebut saya dapatkan.


Biaya cek kehamilan yang saya infokan bisa saja berubah. Jadi, untuk lebih jelasnya boleh langsung konfirmasi ke RS/RSIA/Klinik/RB yang dituju.

Jika ada informasi mengenai harga rumah sakit boleh banget langsung komen di kolom komentar, ya. Saya akan berterimakasih sekali atas hal itu. Huhuhuhu.

Dan, fyi HARGA BELUM TERMASUK OBAT/VITAMIN YAAAA...

BOGOR

1. Klinik Paramitha – Website


Jl. A. Yani No.01, Tanah Sareal, Tanah Sereal, Kota Bogor, Jawa Barat 16129

0812-8881-919

dr. Gharini Paramitha -> praktek juga di RS Siloam, RS Hermina dan RS Salak Bogor

Senin - Sabtu: Sesuai perjanjian (di atas jam 3 sore biasanya)

Biaya (diluar resep obat) adalah :
Administrasi: 30ribu
Konsultasi dokter: 120ribu
Print USG: 180ribu (2 lembar ya, 1 foto USG, 1 lagi informasi terkait si cabang bayi, USG harus di print)


2. RS. Bogor Medical Center (BMC) – Website

Jalan Pajajaran Indah V No. 97, Kota Bogor, Jawa Barat 16143 Telp :

(0251) 8307900

Biaya: Informasi yang saya dapatkan dari Momo (Mutiara Pratiwi), (diluar resep obat) adalah:
Administrasi: (sekitar) Rp. 30.000,-
Konsultasi dokter: Rp. 175.000,-
Print USG: Rp. 230.000,-

3. RS Hermina Bogor – Website

Perumahan taman yasmin, Jl. Ring Road 1 Kav 25_27, Kota Bogor, Jawa Barat


(0251) 8382525

Harga : Di RS Hermina ada dua jenis klinik, yaitu klinik Reguler dan klinik Eksekutif, yaa seperti klinik VIP. Perkiraan Biaya yang dikeluarkan adalah (2016):
Administrasi: 20ribu
Konsultasi Dokter: 150ribu (Reguler) atau 226ribu (Eksekutif)
USG: 80ribu (tanpa print, print lebih mahal)
*Print 2 USG harganya Rp. 250ribu

4. RSIA Bunda Suryatni Bogor – Website

Jalan K. Haji Soleh Iskandar No.21, Sukadamai, Tanah Sereal, Cibadak, Tanah Sereal, Kota Bogor, Jawa Barat 16161  Telp :

0251 754 3891 / 92 GSM : 085714046481


Perkiraan biaya saya dapatkan untuk tahun 2016:
Konsultasi Dokter: 110ribu
USG: 75ribu (sudah print USG)
Administrasi: 19ribu
(Normalnya inflasi/kenaikan biaya kurang lebih sebanyak 10% per tahun, bisa saja kurang atau lebih dari itu)

5. RSIA Sentosa Kemang Parung – Website

Jl. Kemang No.18, Pd. Udik, Kemang, Bogor, Jawa Barat 16164 Telp :

(0251) 7541900

Besar biaya untuk periksa kehamilan (2016):
Administrasi: 45ribu
Konsultasi dokter: 125ribu
Biaya USG (sudah termasuk print): 138ribu

(Normalnya inflasi/kenaikan biaya kurang lebih sebanyak 10% per tahun, bisa saja kurang atau lebih dari itu)

6. RSIA UMMI Bogor – Website


Jl. Empang II No.4, Empang, Bogor Sel., Kota Bogor, Jawa Barat 16132 Telp :

(0251) 8341600

Informasi harga dari Mbak Agustin (temannya cek dengan dr. Arina) adalah:
Konsultasi dokter: 135ribu
USG: 110ribu (sudah print); Tanpa print 100ribu
Administrasi: 30ribu


7. Klinik Nuraida Bogor – Website

Jl. H. Achmad Sobana, SH No.87-89, Bantarjati, Tegal Gundil, Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat 16152 Telp :

(0251) 8376009

Fax: (0251) 835 3377

Berdasarkan pencariaqn Internet, biaya yang dikeluarkan sekali pemeriksaan (2016) adalah
Konsultasi Dokter: 160ribu
USG: 115ribu (sudah print USG)
Administrasi: 15ribu


8. RS. PMI Bogor – Website

Jl. Rumah Sakit I, Tegallega, Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat 16129 Telp :

(0251) 8324080

Informasi harga dari Mbak Agustin untuk tahun 2016 adalah:
Konsultasi dokter: 90ribu
USG 3D: 230ribu (sudah print)
Administrasi: 10ribu

DEPOK

1. RS Hermina Depok – Website


Jl. Siliwangi No.50, Depok, Pancoran MAS, Kota Depok, Banten 16436

(021) 77202525

Informasi dari Vindy Utami:
400ribuan sudah sama Vitamin. Untuk USG dan Konsul sekitar 250ribu (belum termasuk biaya administrasi dan USG tidak di print). Untuk konsultasi dokter ada perbedaan harga jika praktek dokter bukan reguler (eksekutif).

(Tambahan info dari internet) Total biaya admin, konsultasi dokter, usg 3D, dan 2 jenis vitamin + Obat Penguat Rahim: sekitar 1.2 juta.

Tanpa penguat rahim (USG 3D): sekitar 700-800ribu

2. RS Mitra Keluarga Depok – Website

Jl. Margonda Raya, Pancoran Mas, Depok, Pancoran MAS, Kota Depok, Jawa Barat 16424


(021) 77210700

Perkiraan biaya yang dikeluarkan adalah,
Administrasi: 30ribu
Konsultasi Dokter: 180ribu
USG: 210ribu (tanpa print, print tambah 40ribu per lembar)

3. RS Grha Permata Ibu – Website

Jl. KH. M. Usman No. 168 Kukusan - Beji Depok. 

021-777 88 99; 021-777 89 98

Perkiraan biaya yang dikeluarkan untuk biaya admin, konsultasi dan USG tanpa print, sekitar 300ribu-an.

4. Rumah Bersalin Depok Jaya 
– Website

Jl. Rambutan VIII No. 19-20 Depok Jaya Pancoran Mas Depok Jawa Barat, Depok Jaya, Pancoran MAS, Kota Depok, Jawa Barat 16436

(021) 7759148

Biaya tanpa resep obat, konsultasi, intip USG (tidak di print) sekitar 200ribu-an

nb: Dokter favoritnya, dr. Nelwati dan dr. Rizal. Untuk dokter Nel, daftar untuk periksanya sangat kompetitif ya. Via telepon jam 8 Pagi di hari dokter tersebut praktek. Jam 8 lewat beberapa menit saja biasanya sudah closed.

5. RSIA As-syifa Parung Bingung – Website

Jalan Cinere Raya Parung Bingung no. 9. Depok, Jawa Barat, Indonesia 16434. 

021-77883905. Fax: 021-77885454.

Biaya tanpa resep obat, konsultasi, intip USG (tidak di print) 155ribu, kalau di print nambah 35ribu.

LAIN-LAIN

1. RS Mitra Keluarga Cibubur – Website

Jl. Alternatif Transyogi Cibubur, RT 02 / RW 09, Jatisampurna, Kota Bks, Jawa Barat 17435

(0218) 4311771

Informasi dari Ginariska:
Biaya (tanpa resep obat),
Administrasi + Konsultasi: 350ribu
Print USG: 250ribu
(Kalau tidak di print, kena biaya admin+konsul, 350rb sahaja).



Jika ada update terbaru, akan saya tambahi info-nya. Untuk jadwal dokter silahkan cek ke website masing-masing atau langung telepon ke nomor yang sudah tertera. Semoga bermanfaat yaa <3

Tuesday, May 1, 2018

Tugas #4: Membangun Karakter Anak lewat Dongeng/Cerita

Tema di hari ke empat tentang menolong sesama. Saya menceritakan beberapa peran yang sedang bermain bersama, kemudian salah satu dari mereka ada yang terjatuh. Maka si A pemeran utamanya menolong temannya yang jatuh. Tentunya cerita tersebut dirangkai dengan bahasa sederhana dan sedikit dramatisasi agar S ikut merasakan alur cerita. Saya berharap dengan adanya cerita ini, di alam bawah sadarnya terekam untuk menolong seseorang yang sedang kesusahan, bukan menertawakannya seperti yang lazim kita temui di masyarakat.

#IbuProfesional #Day4 #KuliahBunsayIIP #GrabYourImagination

Tugas #3: Membangun Karakter Anak lewat Dongeng/Cerita

Sebenarnya setiap malam/siang hari sebelum tidur, saya nggak absen untuk berdongeng/bercerita. Tetapi karena ada kesibukan ini itu rasa malas selalu saja datang menghampiri ketika ingin menulis tugasnya di sini. Di hari ke tiga challenge ini saya bercerita tentang sebuah kejujuran. Bagaimana kelinci pada akhirnya jujur pada Pak Tani bahwa dia yang mencuri wortel, timun serta tomatnya.

Tentu efek yang diharapkan ialah, menanamkan baiknya sebuah kejujuran pada S, dan sekaligus mensugesti dirinya bahwa jujur, sekalipun buruk itu lebih baik diutarakan daripada berbohong dengan dalih kebaikan.

Cemilan #2: Dongeng Pembentuk Karakter Anak

πŸ‡πŸ‡πŸ“πŸ“πŸ‘πŸ‘πŸ…πŸ…
*Cemilan Rabu ke 2*

Menurut para psikolog masa kanak-kanak adalah masa yang penuh dengan imajinasi.  Terlebih dari ketika anak-anak memerankan tokoh dari sebuah cerita maka imajinasinya akan menghidupkan daya fantasinya sehingga ia seolah-olah menjadi sosok yang diperankan.

*Manfaat Dongeng*
πŸ‡ *Mengajarkan budi pekerti pada anak*
Banyak cerita yang dapat memberikan teladan bagi anak dan mengandung budi pekerti.  Misalnya perlombaan siput dan kelinci, dalam cerita itu bisa diberikan contoh teladan yang bisa diikuti.

πŸ‡ *Membiasakan budaya membaca*
Salah satu cara mengenalkan budaya membaca adalah dengan membaca banyak cerita,  sehingga anak akan menjadi gemar membaca.


πŸ‡ *Mengembangkan imajinasi*
Dongeng bertujuan untuk meningkatkan daya imajinasi. Anak yang memiliki imajinasi yang tinggi memiliki rasa ingin tahu yang besar sehingga akan lebih cepat berkembang. 

*Pembentukan karakter dalam keluarga dapat dilakukan dengan cara*
:
πŸ… Orang tua membacakan dongeng sebelum tidur, *menyediakan bacaan-bacaan dongeng di rumah* untuk menarik minat baca.
πŸ… *Orangtua mengajukan pertanyaan* kepada anak untuk melihat pemahaman dan ingatan anak tentang isi dongeng.


*Orang tua yang baik akan menyempatkan waktu untuk mendongeng untuk anak-anaknya. Pendidikan moral yang terkandung dalam dongeng begitu lengkap*
(Seto Mulyadi)


 Salam Ibu Profesional
Tim Fasilitator Bunda Sayang

πŸ“š Sumber
Zakia Habsari,  jurnal kajian perpustakaan & Informasi
Http://sayangianak.com

Saturday, April 21, 2018

Tugas #2: Membangun Karakter Anak lewat Dongeng/Cerita

Cerita/Dongeng malam ini tentang Kelinci, Tupai dan Gajah.

Kelinici dan Tupai kelaparan, padahal mereka sudah berusaha mencari makan, tetapi belum menemukannya. Hingga akhirnya mereka berdoa kepada Allah, agar Allah memberikan rizki yang cukup dan barokah kepada mereka.

Tiba-tiba Gajah datang, ia baru saja dari tepi sungai yang ada di dalam hutan. Gajah membawa 2 buah apel merah yang telah ranum. Gajah memberikan Apel tersebut kepada Kelinci dan Tupai. Mereka senang sekali, dan mengucapkan terimakasih pada Gajah, serta bersyukur kepada Allah, karena telah mengabulkan doa mereka dengan sangat cepat.

Saat berdongeng/bercerita dengan S, kita lebih sering berinteraksi (alias diinterupsi melulu, hahaha). S anak yang punya rasa penasaran cukup tinggi, bisa mengkomunikasikannya dengan baik dan punya standar tertentu atas beberapa hal, maka selain bertanya ia juga sering mengoreksi.

Sedikit warning bahwa "emaknya lagi mau cerita dulu, nih," beberapa kali dilakukan agar jalannya cerita runut sebagaimana bayangan ibunya.

Walaupun kadang gemes juga diinterupsi setiap cerita, but ya, saya bersyukur. Dia punya curiosity yang tinggi, sense of reality, imagination dan daya analisa yang Masyaa Allah, terbilang baik di usianya yang baru 2 tahun 11 bulan ini. Alhamdulillah...

#BundaSayang
#IbuProfesional
#GrabYourImagunation
#Level10
#KuliahBunSayIIP
#day2

Cemilan #1: Teknik Berkisah dan Mendongeng

πŸ‹πŸŠπŸπŸŽπŸπŸ‡

1. Membuka Cerita
Ice Breaking atau beri gambaran seputar cerita yang akan disampaikan.

2. Saat Bercerita
πŸ‡Kuasai teknik menguasai audiens
πŸ’Saat anak belum tenang , anak bisa diberikan pertanyaan atau pas lagi nyanyi ajak anak yang belum tenang untuk bernyanyi bersama.
πŸ’Saat anak bisa menebak cerita, bilang "wah bagus/betul"  terus tanyakan apa lagi yang kamu tahu setelah itu?
πŸ’Bila kita lupa teks dongeng,  kita bisa improvisasi ceritanya,  usahakan tetap tenang dan tidak panik.

πŸ‡Kuasai teknik olah vokal

πŸ’ *Teknik Olah Vokal I*
Sumber : teknik Suara Kucing
Teknik olah vokal suara kucing bisa kita gunakan untuk suara beberapa binatang diantaranya gajah,  kuda dan monyet.  Selain itu bisa juga kita gunakan untuk suara ambulan,  mengerem,  kereta. 

πŸ’ *Teknik Olah Vokal II*
Sumber teknik suara bebek,  bisa kita gunakan untuk suara tokoh suneo,  kambing dan tokek.

πŸ’ *Teknik Olah Vokal III*
Sumber teknik suara harimau bisa kita gunakan untuk tokoh penjahat atau suara binatang yang sedang berbicara saat cerita fabel, seperti : beruang,  anjing,  serigala,  singa.

πŸ’ *Teknik Olah Vokal IV*
Sumber teknik suara sapi bisa digunakan untuk suara ayah (jika yang mendongeng perempuan),  tokoh kartun : Sopo,  Raksasa.  Selain itu bunyi suara sapi bisa digunakan untuk suara binatang yang sedang berbicara saat cerita fabel : buaya,  gajah,  kerbau,  gorilla

πŸ’ *Teknik Olah Vokal V*
Suara unik dan pengiring cerita kakek/nenek :lipat/tempelkan ujung lidah ke gusi bawah bagian dalam. 
Teknik suara diatas bisa digunakan untuk suara alam : petir, hujan,  ombak,  angin.
Bisa juga suara kendaraan : mobil,  motor,  delman,  helikopter.

πŸ‡Kuasai teknik merekayasa cerita (merubah cerita)
a.  Pilih cerita pendek
b.  Paham isi/alur cerita dan pahami hikmahnya
c.  Hitung jumlah tokoh dan pelajari suaranya
d.  Buatlah rekayasa di setiap adegan

3. Menutup Cerita
πŸ’ Evaluasi cerita
πŸ’ Sampaikan pesan yang bisa diambil dalam cerita tersebut

πŸ“ *Teknik Olah Gerak*
πŸ’ Tangan diatas pinggang
πŸ’ Badan Merendah
πŸ’ Wajah Ceria
πŸ’ Gerak tubuh sesuai karakter si tokoh

4. Praktek Bercerita
Tanamkan sugesti positif
*_Saya Pasti Bisa_*
*_Saya Pasti Ceria_*
*_Saya Pasti Mempesona_*

Salam Ibu Profesional
Tim Fasilitator Bunda Sayang

πŸ“š Sumber
*_Hasil Workshop Sehari Mendongeng Bersama Kak Mul_*

Thursday, April 19, 2018

Tugas #1: Membangun Karakter Anak melalui Dongeng (atau cerita/kisah-kisah)

Amih: S mau diceritain apa malam ini?
S: Mmm.. apa ya? Cerita tentang kumbang, Allah, tentang S, katak beracun, nabi, semuanya.
A: Wah, banyak amat? Cerita apa dulu, ya.
S: Allah aja, Allah.
A: Hmm.. Allah itu Maha Baik, ya?
S: Iya...
A: Allah sayang sama S
S: sama amih juga, sama abih juga.
A: iya, Allah sayang sama kita semua, ya?
S: iya...
A: Allah kasih S amih dan abih, untuk menyayangi S, merawat serta mendidik S.
S: Iyah...
A: Allah juga kasih S mata, hidung, mulut, tangan ...
S: Jidat, kuping, pipi, ketèk juga ya, Mih?
A: Hahaha iya, masyaa Allah hebat. Iya, Allah kasih seemuanya untuk S karena Allah sayang banget sama S, ya?
S: Iyaa.. Amih juga ya, Abih juga. Allah sayang.
A: Iya, Alhamdulillah... karena Allah udah sayang sama kita, makanya kita harus rajin beribadah, ya? Rajin so...?
S: ... lat.
A: Rajin nga?
S: ... ji.
A: Rajin apalagi? Rajin sodakoh, ya? Sodakoh itu yang masukin uang ke dalam kotak di mesjid. Inget nggak S?
S: Ohh.. kotak yang ada rodanya itu, mih?
A: Iyaa.. kotak yang itu, sodakoh ke mesjid, ya?
S: Iyaa...
A: Kalo kita rajin beribadah, nanti Allah tambah sayang sama kita, ya?
S: Iyaa...

Cerita sebelum tidur ini, Alhamdulillah sudah lama saya praktekkan untuk S. Kalau para orang tua biasanya membacakan buku, untuk saya pribadi bercerita dengan mengarang bebas seperti ini lebih fleksible dan nggak harus ribet dengan perintilan buku-buku juga lampu yang harus terus menyala padahal sudah injury time menuju tidurnya S. S terbiasa tidur dalam keadaan gelap, sehingga lampu yang menyala terang membuat ia sulit terlelap.

Bercerita bebas sesuai keperluan orang tua seperti ini sedikit banyak membantu saya untuk menanamkan beragam hal yang ingin saya tanamkan pada diri anak, yang bahkan efeknya bisa sangat maksimal karena dilakukan sesaat sebelum anak terlelap. Alhamdulillah, Masyaa Allah.

Saya terbiasa menceritakan 3 versi cerita, malam ini cerita pertama tentang Allah, cerita kedua tentang S, cerita ke tiga tentang Amih, Abih dan S, yang semua tema tersebut adalah pilihan S sendiri. Bagian saya adalah mengarahkan cerita kedua tentang baiknya membantu orang tua, dan cerita ke tiga tentang jalan-jalan kami ke kebun binatang.

Alhamdulillah, Masyaa Allah.

#KuliahBunsayIIP
#Level10
#GrabYourImagination
#IbuProfesional
#BundaSayang

Saturday, April 14, 2018

Cemilan Materi #9: Think Creative


Memacu Kreatifitas Anak Sejak Dini

Kita semua mendambakan anak yang kreatif, bahkan mungkin menuntut anak untuk kreatif. Berbagai cara sudah kita lakukan untuk menstimulasi anak supaya kreatif. Namun tanpa kita sadari, terkadang cara kita sendirilah yang malah menjadi penghalang kreatifitas anak.

Kebanyakan kita menganalogikan kreatif sebagai banyak ide, banyak bergerak, coba ini-itu, banyak bertanya, dll. Tapi coba kita lihat, ketika anak banyak bertanya, apa yang kita bilang?
Ketika anak banyak bergerak kesana kemari, apa yang kita bilang?
Ketika anak mencoba belajar ini itu, apa yang kita bilang?
Apakah kita banyak melarangnya, atau justru mengizinkan dan mendampinginya?

Kebanyakan mindset kita dalam memandang tingkah laku anak yang “ingin tahu” seringkali diartikan sebagai “anak pengganggu” dan menjadi penghalang bagi kita untuk menstimulasi kreatifitas anak. Akhirnya kita banyak melarang, lebih senang anak bermain dengan tenang, menstimulasi kreatifitasnya dengan memberikan banyak buku, gadget, dan hal-hal lain yang bisa dilakukan sambil duduk tenang.

Padahal, sejatinya manusia adalah makhluk pembelajar. Hal ini sudah tersirat dalam Al-Qur’an ketika Nabi Adam AS diajarkan nama-nama benda (taxonomy). Inilah potensi Fitrah Belajar dan Bernalar yang Allah berikan kepada manusia. Itulah mengapa manusia adalah pembelajar tangguh, bahkan sejak bayi. Tidak ada bayi yang memutuskan untuk merangkak seumur hidupnya. Walau belajar berjalan itu harus jatuh berkali-kali, nyatanya tidak menghalangi semangat bayi untuk terus belajar. Seiring dengan bertambahnya usia, semangat eksplorasi bayi juga semakin tinggi. Hampir seluruh bagian rumah, bahkan ke bagian tersempit dari rumah pun pernah dieksplorasi olehnya. Imajinasipun muncul ketika dia menggunakan barang apa saja yang ada di rumah sebagai mainannya, dari piring hingga pintu lemari. Tugas kita hanyalah memberi kesempatan, ruang yang aman, dan semangat belajar.

Fitrah Belajar dan Bernalar meliputi (tapi tidak terbatas pada) kreasi, penciptaan, inovasi, dan eksplorasi.  Fitrah belajar ini mengalami Golden Age pada usia sekitar 7 – 12 Tahun dimana otak kanan dan otak kirinya sudah seimbang, egosentris sudah mulai bergeser ke sosiosentris sehingga mulai terbuka pada eksplorasi di dunia luar, indra sensomotorisnya sudah tumbuh sempurna, sudah bisa berpikir sebab-akibat, dan sudah mulai masuk fase pengenalan sholat di mana membutuhkan gairah belajar yang besar.
Fitrah belajar dan gairahnya untuk belajar bisa hancur karena 4 hal, yaitu:

1⃣ Orang tua atau pendidik terlalu menyetir proses belajar anak, sehingga kesempatan anak belajar sesuatu yang baru semakin kecil.

2⃣ Orang tua atau pendidik terlalu banyak memberikan materi, sehingga anak tidak sempat memaknai dan menemukan asosiasi dari setiap kejadian, daya pikirnya tidak terlatih.

3⃣ Buku teks terlalu kering (sekedar menyajikan data) dan tidak menggugah rasa ingin tahu anak.

4⃣ Dipakainya Kompetisi dan Rasa Takut sebagai pelecut belajar, sehingga anak belajar di bawah tekanan untuk tidak dimarahi atau takut dicap gagal dan bukan belajar karena rasa ingin tahunya.

Coba kita cek kembali bagaimana kita memfasilitasi kebutuhan anak untuk belajar?
Anak-anak hanya memerlukan kesempatan belajar dan keterbukaan hati orang tua bagi imajinasi kreatifnya, bagi intelectual curiousity-nya, bagi eksplorasi belajarnya, bagi kesempatan untuk semakin menjadi dirinya sendiri.
Tidak perlu ruangan atau bangunan khusus, seluruh sudut muka bumi adalah taman belajar yang indah. Alam dan budaya masyarakat Indonesia sangatlah kaya, banyak hal yang bisa menjadi tempat belajarnya. Tidak perlu waktu khusus, karena setiap kejadian yang berseliweran setiap hari bisa dimaknai sebagai pembelajaran. Tidak perlu guru formal khusus karena setiap makhluk adalah guru bagi anak-anak kita.

Salam Ibu Profesional
/Tim Fasilitator Bunda Sayang/

πŸ“š Sumber Inspirasi :
Harry Santosa. _Fitrah Based Education_. Yayasan Cahaya Mutiara Timur. 2015.

Materi #8: Mendidik Anak Cerdas Finansial Sejak Dini

Apa itu Cerdas Finansial?

Menurut para ahli, cerdas finansial adalah kemampuan seseorang untuk mendapatkan dan mengelola keuangan.

Apabila disesuaikan dengan konsep di Ibu Profesional bahwa uang adalah bagian kecil dari rezeki, dengan belajar mengelola uang artinya kita belajar bertanggung jawab terhadap bagian rezeki yang kita dapatkan di dalam kehidupan ini.

Apa pentingnya cerdas finansial ini bagi anak-anak?

Di dalam Ibu Profesional kita memahami satu prinsip dasar dalam hal rezeki yaitu,

Rezeki itu pasti, kemuliaanlah yang harus dicari



Ketika anak sudah paham konsep dirinya, maka kita perlu menstimulus kecerdasan finansialnya agar:

Kemuliaan Anak Meningkat

dengan cara:

a. Anak paham konsep harta, bagaimana memperolehnya dan memanfaatkannya sesuai dengan kewajiban agama atas harta tersebut.

b. Anak bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan sendiri.

c. Anak terbiasa merencanakan (membuat budget) berdasarkan skala prioritas.

d. Anak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan.

e. Anak memiliki rasa percaya diri dengan pilihan “gaya hidup” sesuai dengan fitrahnya, tidak terpengaruh dengan gaya hidup orang lain.

f. Anak paham dan punya pilihan hidup untuk menjadi employee, self employee, bussiness owner, atau investor.

Bagaimana Cara Menstimulus Cerdas Finansial pada Anak?

1. Anak-anak perlu dipahamkan terlebih dahulu bahwa rezeki itu datang dari Sang Maha Pemberi Rezeki, sangat luas dan banyak, uang/gaji orangtua itu hanya sebagian kecil dari rezeki.

Sehingga jangan batasi mimpi anak dengan kadar rezeki orangtuanya saat ini.

Karena sejatinya anak-anak adalah milik Dia Yang Maha Kaya, bukan milik kita

Sehingga kalau akan minta sesuatu yang diperlukan anak, mimpi sesuatu, mintalah ke Dia Yang Maha Kaya, bukan ke manusia, meski itu orang tuanya.

2. Ajak anak berdialog tentang arti KEBUTUHAN dan KEINGINAN

Kebutuhan adalah sesuatu yang tidak bisa ditunda

Keinginan adalah sesuatu yang bisa ditunda.

Bantu anak-anak membuat skala prioritas kebutuhan hidupnya berdasarkan dua hal tersebut di atas.

3. Setelah paham dengan prioritas kebutuhan hidupnya, maka latih anak untuk membuat “mini budget“, sebagai bentuk latihan merencanakan berdasarkan skala prioritas.

Mini budget ini bisa dibuat 3 harian, 1 mingguan, atau 1 bulan bergantung pada kemampuan dan usia anak.

Dengan adanya mini budget ini anak akan berkomitmen untuk mematuhi apa yang sudah disepakati, kemudian bertanggung jawab menerima konsekuensi apa pun atas kesepakatan yang sudah dibuatnya

4. Anak dilatih mengelola pendapatan berdasarkan ketentuan yang diyakini oleh keluarga kita.

Contoh: Apabila mini budget sudah disetujui oleh orangtua, dana sudah keluar, anak-anak akan belajar memakai ketentuan yang sudah disepakati keluarga misal kita ambil contoh sbb:

Hak Allah : 2,5 – 10% pendapatan
Hak orang lain : max 30% pendapatan
Hak masa depan : min 20% pendapatan
Hak diri sendiri : 40-60% pendapatan.

5. Lakukan apresiasi setiap anak menceritakan bagaimana dia menjalankan mini budget sesuai kesepakatan.

Latih lagi anak-anak untuk membuat mini budget berikutnya dengan lebih baik.

Prinsipnya adalah : Latih – percayai-jalani-supervisi-latih lagi.



Ingat sekali lagi prinsip di Ibu Profesional

for things to CHANGE, I MUST CHANGE FIRST

Apabila kita menginginkan perubahan maka mulailah dari diri kita terlebih dahulu.

Maka sejatinya materi ini adalah proses kita sebagai orangtua agar cerdas finansial dengan cara learning by teaching, belajar mengajar bersama anak-anak. Jadi yang utama harus belajar tentang cerdas finansial ini adalah kita, orangtuanya, kemudian pandu kecerdasan finansial anak-anak kita sesuai tahapan umurnya.

Salam Ibu Profesional,

Tim Fasilitator Bunda Sayang



πŸ“šSumber bacaan

Ahmad Gozali, Cashflow for Muslim, 2016

Septi Peni Wulandani, Mendidik Anak Cerdas Finansial, bunda sayang, 2015

Eko P Pratomo, Cerdas Finansial, artikel Kontan, 2015

Materi #7: Semua Anak Adalah Bintang

Anak-anak yang terlahir ke dunia merupakan anak-anak pilihan, para juara yang membawa bintangnya masing-masing sejak lahir. Namun setelah mereka lahir, kita, orang dewasa yang diamanahi menjaganya, justru lebih sering “membanding-bandingkan” pribadi anak ini dengan pribadi anak yang lain. 

BANDINGKANLAH ANAK-ANAK KITA DENGAN DIRINYA SENDIRI, BUKAN DENGAN ANAK ORANG LAIN

Jadi kalimat yang harus sering anda keluarkan adalah,

✅ “ *Apa bedanya kakak 1 tahun yang lalu dengan kakak yang sekarang?*”

bukan dengan kalimat

 ❌ “Mengapa kamu tidak seperti si A, yang nilai raportnya selalu bagus?”

❌ ”Mengapa kamu tidak seperti adikmu?”

Kita, orang dewasa yang dipercaya untuk melejitkan “ mental jawara” anak, justru lebih sering memperlakukan mereka menjadi anak rata-rata, yang harus sama dengan yang lainnya.

MEMBUAT GUNUNG, BUKAN MERATAKAN LEMBAH

Ikan itu jago berenang, jangan habiskan hari-harinya dengan belajar terbang dan berharap terbangnya sepintar burung.
Seringkali kalau ada anak-anak yang tidak menyukai matematika, kita paksakan anak untuk ikut pelajaran tambahan matematika agar nilainya sama dengan anak-anak yang sangat menyukai matematika. Ini namanya meratakan lembah. Anak akan menjadi anak yang rata-rata.

Burung itu jago terbang, apabila sebagian besar waktunya habis untuk belajar terbang, maka dalam beberapa waktu ia akan menjadi maestro terbang.
Anak yang terlihat berbinar-binar mempelajari sesuatu, kemudian orangtuanya mengijinkan anak tersebut menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mempelajari hal tersebut, maka kita sedang mengijinkan lahirnya maestro baru. Ini namanya membuat gunung. Anak akan memahami misi spesifiknya untuk hidup di muka bumi ini.

ENJOY, EASY, EXCELLENT, EARN

Kita sebagai orangtua harus sering melakukan “discovering ability” agar anak menemukan dirinya, dengan cara mengajak anak kaya akan wawasan, kaya akan gagasan, dan kaya akan aktivitas.

Sehingga anak dengan cepat menemukan aktivitas yang membuat matanya berbinar-binar (enjoy) tak pernah berhenti untuk mengejar kesempurnaan ilmu seberapapun beratnya (easy)dan menjadi hebat di bidangnya (excellent).

Setelah ketiga hal tersebut di atas tercapai pasti akan muncul produktivitas dan apreasiasi karya di bidangnya (earn).

ALLAH TIDAK PERNAH MEMBUAT PRODUK GAGAL

Tidak ada anak yang bodoh di muka bumi ini, yang ada hanya anak yang tidak mendapatkan kesempatan belajar dari orangtua/guru yang baik, yang senantiasa tak pernah berhenti menuntut ilmu demi anak-anaknya, dan memahami metode yang tepat sesuai dengan gaya belajar anaknya.

ANAK-ANAK TERLAHIR HEBAT, KITALAH YANG HARUS SELALU MEMANTASKAN DIRI AGAR SELALU LAYAK DI MATA ALLAH, MEMEGANG AMANAH ANAK-ANAK YANG LUAR BIASA

Salam Ibu Profesional,

/Tim Fasilitator Bunda Sayang/

Sumber bacaan:
Septi Peni Wulandani, Semua Anak adalah Bintang, artikel IIP, 2016

Abah Rama, Talents Mapping, Jakarta, 2016
Dodik Mariyanto, Belajar Cara Belajar, paparan seminar, 2016

Materi #6: Menstimulus Matematika Logis Pada Anak

Semua anak lahir cerdas, masing-masing diberikan potensi dan keunikan yang menjadi jalan mereka untuk cerdas di bidangnya masing-masing.  Dua macam kecerdasan dasar yang memicu munculnya kecerdasan yang lain adalah kecerdasan bahasa dan kecerdasan matematis logis. Dimana di  dua kecerdasan ini banyak orangtua yang salah menstimulus, tidak paham tujuannya untuk apa, ingin anak-anaknya segera cepat menguasai dua hal tersebut, sehingga banyak diantara anak-anak BISA menguasai dua kecerdasan tersebut tetapi mereka TIDAK SUKA.  Sebagaimana kita ketahui di materi sebelumnya bahwa

" Membuat anak BISA itu mudah, membuatnya SUKA baru tantangan "


MATEMATIKA LOGIS

Pada dasarnya setiap anak dianugerahi kecerdasan matematika logis. Gardner mendefinisikan kecerdasan matematis logis sebagai kemampuan penalaran ilmiah, perhitungan secara matematis, berpikir logis, penalaran induktif/deduktif, dan ketajaman pola-pola abstrak serta hubungan-hubungan.

Dapat diartikan juga sebagai kemampuan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kebutuhan matematika sebagai solusinya


Menurut Gardner ada kaitan antara kecerdasan matematika logis  dan kecerdasan bahasa. Pada kemampuan matematika, anak menganalisa atau menjabarkan alasan logis, serta kemampuan mengkonstruksi solusi dari persoalan yang timbul. Kecerdasan bahasa diperlukan untuk merunutkan dan menjabarkannya dalam bentuk bahasa.


CIRI-CIRI ANAK DENGAN KECERDASAN MATEMATIKA LOGIS

a.  Anak gemar bereksplorasi untuk memenuhi rasa ingin tahunya seperti menjelajah setiap sudut

b. Mengamati benda-benda yang unik baginya

c.  Hobi mengutak-atik benda serta melakukan uji coba

d. Sering bertanya tentang berbagai fenomena dan menuntut penjelasan logis dari tiap pertanyaan yang diajukan.

e. Suka mengklasifikasikan berbagai benda berdasarkan warna, ukuran, jenis dan lain-lain serta gemar berhitung

Yang sering salah kaprah di dunia pendidikan dan keluarga saat ini adalah buru-buru menstimulus matematika logis anak dengan cara memberikan pelajaran berhitung sejak dini. Padahal berhitung adalah bagian kecil dari sekian banyak stimulus yang harus kita berikan ke anak untuk merangsang kecerdasan matematika logisnya.Dan harus diawali dengan berbagai macam tahapan  pijakan sebelumnya.

Yang perlu kita pelajari di Ibu Profesional adalah Bagaimana kita merangsang kecerdasan matematis logis anak sejak usia dini? Bagaimana kita menanamkan konsep matematis logis sejak dini? bukan buru-buru mengajarkan kemampuan berhitung ke anak.

STIMULASI MATEMATIKA LOGIS DI SEKITAR KITA

Bermain Pasir
Dengan bermain pasir anak sesungguhnya belajar estimasi dengan menuang atau menakar yang kelak semua itu ada dalam matematika.

Bermain di Dapur

a.Saat berada di dapur, kita bisa mengenalkan konsep klasifikasi dan pengelompokan yang berkaitan dengan konsep logika matematika, misalnya dengan cara anak diminta mengelompokkan sayuran berdasarkan warna.

b. Mengasah kemampuan berhitung dalam pengoperasian bilangan sederhana, misalnya ketika tiga buah apel dimakan satu buah maka sisanya berapa.

c. Membuat bentuk-bentuk geometri melalui potongan sayuran.

d. Membuat kue bersama, selain dapat menambah keakraban dan kehangatan keluarga, anak-anak juga dapat belajar matematika melalui kegiatan menimbang, menakar, menghitung waktu.

Belajar di Meja Makan
Saat dimeja makan pun kita bisa mengajarkan pembagian dengan bertanya pada anak, misalnya supaya kita sekeluarga kebagian semua, roti  ini kita potong jadi berapa ya? Lalu bila roti sudah dipotong-potong, angkat satu bagian dan tanyakan seberapa bagiankah itu? Hal ini terkait dengan konsep pecahan.


Belajar Memahami  Kuantitas

a. ketika melihat akuarium, tanyakan berapa jumlah ikan hias di akuarium tersebut?

b.Ketika duduk di depan ruma atau sedang jalan-jalan, tanyakan berapa jumlah sepeda motor yang lewat dalam jangka waktu 1 menit?

Belajar mengenalkan konsep perbandingan, kecepatan, konsep panjang dan berat

a. Menanyakan pada anak roti mana yang ukurannya lebih besar, roti bolu atau  donat?

b. Mengenalkan dan menanyakan pada anak, mana yang lebih cepat,  mobil atau motor?

c. Mengenalkan dan menanyakan ke anak mana yang lebih tinggi  pohon kelapa atau  pohon jambu?

d. Menanyakan ke anak mana yang lebih berat, tas kakak atau tas adik?


Kegiatan di Luar Rumah

a.Mengajak anak berbelanja
ketika kita mengajak anak berbelanja, libatkan ia dalam transaksi sehingga semakin melatih keterampilan pengoperasian seperti penjumlahan dan pengurangan.

b. Bisa juga dengan permainan toko-tokoan atau pasar-pasaran dengan teman-temannya.

c. Kita juga dapat memberikan anak mainan-mainan yang edukatif seperti balok-balok, tiruan bentuk-bentuk geometri dengan dihubungkan dengan benda-benda disekitar mereka  Ada bentuk-bentuk geometri seperti segitiga, segiempat, lingkaran, persegi panjang dan lain-lain. Pengenalan bentuk geometri yang baik, akan membuat anak lebih memahami lingkungannya dengan baik. Saat melihat roda mobil misalnya anak akan tahu kalau bentuknya lingkaran, meja bentuknya segiempat, atap rumah segitiga dan sebagainya.

d. Permainan Tradisional
Permainan-permainan tradisional pun dapat merangsang dan meningkatkan kecerdasan matematis logis anak seperti permainan congklak atau dakon sebagai sarana belajar berhitung, permainan patil lele, permainan lompat tali, permainan engklek dll.

e.Belajar Memecahkan Masalah ( problem solving) melalui mainan
Menyusun lego atau bermain puzzle adalah cara agar anak berlatih menghadapi masalah, tetapi bukan masalah sebenarnya, melainkan sebuah permainan yang harus dikerjakan anak. Masalah yang mengasyikkan yang membuat anak tanpa sadar dilatih untuk memecahkan sebuah masalah. Hal ini akan memperkuat kemampuan anak keluar dari masalah. Misalnya ketika sedang menalikan sepatu, anak akan berusaha menggunakan seluruh kemampuannya untuk menyelesaikan hingga tuntas.


Dengan memberikan stimulus-stimulus tersebut diharapkan anak akan menyukai pelajaran matematika karena matematika ternyata ada disekitar mereka dan mereka mengetahui tujuan belajar matematika. Dengan model stimulus ini anak-anak akan paham makna kabataku (kali, bagi, tambah, kurang) sebagai sebuah proses alamiah sehari-hari, bukan deretan angka yang bikin pusing. Mereka jadi paham bahwa :

Menambah ➡ proses menggabungkan

Mengurangi ➡ proses memisahkan

Mengalikan ➡ proses menambah/menjumlahkan secara berulang.

Membagi ➡ proses mengurangi secara berulang.


Tentu hal ini harus didukung dengan pola pengajaran matematika di  rumah dan di sekolah yang menyenangkan, kreatif, kontekstual, realistik, menekankan pada proses dan pemahaman anak dan problem solving (pemecahan masalah).

Kreatif dalam mengenalkan dan mengajarkan konsep matematika serta dengan berbagai macam permainan dan alat peraga yang menarik.

Dengan demikian matematika akan menjadi pelajaran yang menyenangkan dan ditunggu-tunggu.



Salam Ibu Profesional



/ Tim Fasilitator Bunda Sayang/


πŸ“šSumber bacaan:

Hernowo, Menjadi Guru yang Mampu dan Mau Mengajar dengan Menyenangkan, MLC, 2005

Howard Gardner, Multiple Intelligence,  Gramedia, 2000

Septi Peni Wulandani, Jarimatika, Mudah dan Mneyenangkan, Kawan Pustaka, Agromedia, 2009


https://youtu.be/souDTP9_5Rg
https://youtu.be/uo8TH7OmnQs

DONGENG JARIMATIKA

Awalnya enes sangat suka dengan angka dan bilangan,. Ini pertanda bagi orangtuanya untuk memperdalam ilmu ttg "matematika".

Kami ajak enes mengenal berbagai cara memperkuat angka dan bilangan.

Mulai dari berbagai alat pendukung dicoba. Ternyata enes paling suka berhitung dengan jarinya.

Maka ini "pertanda" lagi bagi saya dan pak dodik unt mempelajari jari.

Kami tetapkan laboratorium di rumah yaitu menempel kertas flipchart memenuhi dinding.

Kami meneliti selama 3 th dr tah 2000-2003.

Setiap kali punya ide baru, ditulis di flipchart, kemudian praktek ke enes.

Akhirnya setelah enes bahagia, saya ajarkan ke anak2 tetangga, mereka senang.

Kemudian uji coba ke anak2 tukang sayur dan buruh cuci, ternyata bekerja.

Sejak itulah saya, pak dodik dan anak-anak mulai mengkampayekan jarimatika.

Sosialisasi ini berjalan selama 3 th.

Dan th 2006 jarimatika booming, sampai diundang kick andy di tahun 2007, berikutnya media lainpun tanpa henti meliput jarimatika.