Saturday, February 10, 2018
Hidup Selalu Memberikan Pilihan
Hidup memang tidak selalu menyajikan apa yang kita inginkan, tetapi ia selalu memberikan pilihan. Untuk menyerah, atau melanjutkan. Untuk berhenti, atau tetap meniti.
Wati melirik jam tangannya, pukul 11 siang. Sebentar lagi, batinnya.
Sebuah mobil mewah memasuki parkiran salah satu mall besar di Jakarta. Pengemudi tak sabar bertemu dengan pujaan hati 'sesaat'nya.
"Sudah lama?" Sapa laki-laki separuh baya, bertubuh tegap tersebut.
"Tidak, sayang." Wati menjawab dengan lemah lembut tanpa meninggalkan kharisma dan wibawa dalam suaranya. Show must perfect, as always. Perannya kini menjadi wanita dewasa, cerdas dan menyenangkan, tentunya. Tak terlalu sulit, karena Wati memang seseorang yang seperti itu, tapi tidak selalu begitu dengan semua pelanggannya.
***
Hidup memang penuh dengan lika-liku. Setiap manusia selalu memiliki tantangannya masing-masing. Tetapi hidup selalu memberikan pilihan. Untuk memilih jalan pintas atau tetap yakin dalam keimanan. Untuk memilih yang haram dan bathil atau sekuat tenaga memperjuangkan yang halal dan thayib.
Zia melirik jam tangannya, pukul 11 siang. Sebentar lagi, pikirnya.
Manusia dengan segala atribut berjuta-juta di tubuhnya lalu lalang di hadapannya. Saat agak kosong, ia membuka satu-satu pintu toilet yang ada. Mengelap dan mengepel cairan-cairan yang tercecer di dalam.
"Zia, sudah jam 12." Temannya datang, mengajak Zia makan siang.
"Kau duluan saja, ini ada salah satu toilet yang 'berantakan' sekali." Jawabnya lesu, Zia sedih mengapa harus mepet di waktu makan siang, tetapi ini lebih baik daripada tidak memiliki kerjaan sama sekali, Zia bersyukur.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment