"Vanya, ya?" Tiba-tiba ada seorang laki-laki memanggilku saat aku dan Vina sedang berjalan menuju kelas.
"Eh, iya?"
"Dapet salam..."
"Hah?"
"Dapet salam, dari Raihan," ia menyampaikan informasi itu dengan ramah.
"Raihan siapa?" Tanyaku
"Raihan X 10" Jelasnya.
Sepersekian detik aku berpikir, memoriku mencari nama tersebut dalam otakku. Sayang, tak kutemukan filenya. "Raihan siapa, ya? Maaf saya sepertinya nggak kenal.."
Oh! Pekikku dalam hati. Tiba-tiba aku teringat seseorang bernama Raihan; anak OSIS yang sedang eksis. Raihan si tukang tebar pesona. Raihan yang menurutku, yah, cukup norak. Sepertinya, sebelum ini aku sudah pernah mendapatkan "salam"-nya. Tapi, seingatku dia anak X 1.
"Raihan anak OSIS?" Tanyaku lagi, mengkonfirmasi.
"Bukan, bukan. Raihan, ngg..." dia juga bingung menjelaskannya.
Apa orang tersebut nggak punya ciri-ciri fisik tertentu, sampai kawannya sendiri bingung menjelaskan bagaimana dia, pikirku sinis.
Wait, Raihan... Sepertinya nama itu nggak asing. Ah, Raihan yang sering dipuji-puji bu Lani!
"Raihan yang pinter? Raihan yang pernah ikut olimpiade matematikaa?" Aku berseru. Aku sadar suaraku terdengar terlalu excited, dan aku bingung mengapa.
"Ah, ya! Iya betul! Raihan yang itu." Laki-laki itu kembali tersenyum ramah.
"Ngg, oke. Terimakasih sudah menyampaikan." Jawabku canggung, bingung harus menjawab apa.
***
Bel berbunyi nyaring, tanda waktu istirahat telah selesai. Aku dan Vina segera masuk ke dalam kelas.
Kulihat Vina sibuk mengeluarkan LKS pelajaran selanjutnya, lalu mulai membaca beberapa lembar halamannya.
Aku termenung. Memikirkan Raihan yang entah bagaimana wujudnya, dan... untuk apa dia memberikan salam kepadaku? Mengapa aku jadi merasa malu, tapi jujur ada sedikit rasa senang. Apakah hal ini diperbolehkan dalam agamaku? Ah, lupakan, Van. Fokus ke pelajaran!
Bu Lani, guru matematika kami memasuki kelas dengan lincah seperti biasanya. Ada aura menyenangkan sekaligus wibawa dalam dirinya. Ia bertubuh kecil dan ramping, menggunakan jilbab sederhana dan selalu bersemangat. Kupikir "baterei"nya tidak pernah habis. Kami memulai kelas matematika. Namun, sebelum itu, Bu Lani mengumumkan nilai kuis kemarin lusa.
Lagi-lagi nama itu disebutnya. Raihan, peraih nilai tertinggi dari seluruh kelas.
"Siapa dia?" Gumamku. Sering sekali kudengar namamu di kelas ini, dan selalu beliau yang menyebutkannya. Murid kesayangannyakah? Seberapa mengagumkannya dirimu sampai bisa mengambil hati seorang Bu Lani?
#30dwcjilid11 #day24 #murid
No comments:
Post a Comment