Thursday, September 27, 2018

Pertimbangkan Ini saat Memilih Sekolah Dasar untuk Anak (1)


Heyhoo~ Assalamualaikum

Karena guglang gugling nggak jelas juntrungannya itu capek sih, maka saya kepikiran bakal buat google sheet yang sekarang masih di corat coret dulu di google keep. Biar enak baca dan bandingin plus minus sekolah yang diincar.

Nah, sekarang saya mau sharing kriteria apa saja yang bisa kita pertimbangkan buat memilih sekolah anak. Khususnya sekolah dasar ya, karena anak akan menghabiskan masa anak-anaknya di sana. 6 Tahun lama ya kan, buk. Nggak kebayang kalau tiba-tiba anak bosen tengah jalan.



Yang mau menambahi, silahkan lhooo~

🌇 Tipe Sekolah

Sekolah negeri atau sekolah swasta? Sekolah umum atau sekolah alam? Sekolah agama (Islam, Kristen, Katolik) atau sekolah biasa aja yang campur semua, supaya belajar toleransi etc etc. Pilih dulu tipe sekolah yang sekiranya sreg dengan visi misi serta jaman yang kelak akan dilewati anak-anak kita.

🌇 Cek Visi Misi Sekolah

Mau nikah aja cek visi misi pasangan dulu, ya. Biar sejalan, lancar, nggak banyak berantem atau beda pendapat krusial. Apalagi ini urusannya tentang 'menitipkan' amanah kita, ya walaupun 'sebentar' dan sudah pasti sebenarnya mereka adalah tanggung jawab penuh kita sebagai orang tua, maka memilih sekolah yang sejalan dengan visi misi kita, mempermudah jalan kita dalam menjaga serta mendidik amanah yang telah diberikan olehNya, insyaAllah.

Kalau perlu, cari tahu juga owner/kepala sekolahnya, ngobrol bareng mereka. Sedikit banyak kita akan tahu segreget apa si owner/kepsek ingin memajukan pendidikan, memaksimalkan potensi siswa-siswanya dengan menyajikan pendidikan yang menyenangkan di sekolah tersebut.

🌇 Lokasi dan lingkungan Sekolah

Sekolah bagus mungkin banyak, sayangnya nggak semua sekolah dapat kita akses dengan mudah sehingga bagi saya penting untuk mempertimbangkan beberapa hal ini:
📍 Jarak
Bersyukur beberapa sekolah incaran kami berada di radius kurang dari 5 KM, dan saya rasa, saya mungkin juga masih menolerir jarak 7-8 KM jika daerah sekolah tersebut agak terpencil/ daerah jarang macet. Jarak yang tidak terlalu jauh ini akan berdampak pada kondisi anak. Anak tidak akan terlalu capek di jalan karena macet atau lain hal, tidak perlu berangkat terlalu pagi dan pulang terlalu siang, menghemat waktu juga biaya serta memudahkan kita untuk antar jemput jika dilakukan secara mandiri.
📍 Lingkungan Sekolah
Selain itu hal yang bisa dipertimbangkan tentang lingkungan sekolah, mungkin beberapa orang tua lebih nyaman jika sekolah tidak berada di kawasan yang ramai lalu lintas, di pinggir jalan raya atau di dekat lokasi pusat perbelanjaan. Juga lingkungan sekolah yang kondusif, sekolah lebih menjorok ke dalam sehingga hiruk pikuk suara di luar sekolah tidak mengganggu kegiatan atau konsentrasi belajar anak-anak.

🌇 Tes Masuk Siswa Baru

Beberapa sekolah favorit (both, swasta/negeri) ada yang mewajibkan tes masuk seperti calistung: (membaca, menulis dan berhitung) dari hal ini kita bisa menilai kemungkinan-kemungkinan cara belajar yang diberikan oleh sekolah tersebut. Mayoritas sekolah yang menggunakan keunggulan prestasi anak dalam 'angka' sebagai filter penerimaan siswa, dalam sistem pembelajaran kemungkinan besar akan memakai sistem DIRECT TEACHING. Sistem pembelajaran satu arah seperti saat kita sekolah dahulu. Guru mengajar, memberikan latihan dan PR secara konvensional.
Tes masuk dengan observasi/wawancara dari pihak sekolah. Terkadang pada praktiknya yang di interview hanya orang tua saja, beberapa sekolah lainnya menggunakan metode interview 2 arah, anak juga orang tua, mereka mengkonfirmasi kesiapan kedua belah pihak. Sekolah yang menerima murid baru melalui tes wawancara biasanya sistem pembelajaran yang akan digunakan mereka adalah ACTIVE LEARNING.

Beberapa sekolah paham betul bahwa bekerjasama dengan orang tua yang kurang peduli/cuek, tidak memiliki prinsip tertentu atau terlihat tidak siap terlibat perihal sekolah anak hanya akan membawa petaka bagi pihak sekolah.



🌇 Kurikulum/Metode Pembelajaran

Mau kurikulum yang seperti apa? Kurikulum nasional? nasional plus? Internasional seperti IB/Cambridge? Cari tahu lebih banyak tentang metode pembelajaran ini, yaa. Nasional plus itu biasanya yang plus islami, bernafaskan islam. Plus montessori, atau plus kurikulum khusus yang diramu secara mandiri oleh sekolah yang bersangkutan.

Saya pribadi condong ke nasional plus, memang. Kalo bisa sekalian sekolah yang pake kurikulum nasional plus dan internasional mah boleh banget dong, asal harganya jangan mahal-mahal amat yaaaa. Hahahaha. Pelik memang kalau sudah menyangkut biaya 😪
Selain itu preferensinya juga kalau bisa bilingual atau full english juga boleh. Kan lumayan ngirit biaya les sekalian *emakperhitungandetected 🌋

Kok, mau yang pake english segala sih? Banyak mau ngana! 😅 Ya, pengen aja. Wkwk. Adalah sesuatu yang kalo diterawang-terawang di masa kini, kok sepertinya butuh, gitcu.
 
Montessori akan sangat menjadi nilai plus! Sayangnya sekolah dengan montessori di Bogor pilihannya sangat minim, dan bagi saya kurang sreg aja setelah cari tahu via google dengan pilihan beberapa primary school dengan montessori yang ada.

Intinya sih mau sekolah yang nggak maksa anak duduk belajar, belum ada PR untuk anak kelas 1 sampai 2 SD, kalau pun ada PR, PR nya berupa project yang memang butuh pengawasan orang tua, bukan PR textbook gitu, jadi anaknya bahagia di dalam kelas. Bahkan kangen mau sekolah mulu 😝 Sekolah yang mengutamakan akhlak, mengembangkan leadership serta kepercayaan diri dengan cara yang menyenangkan.
Rewel amat sih ibu bangsa satu ini........ 🙄

Masih ada beberapa pertimbangan lainnya, bahas di next post aja, ya! Kepanjangan banget inih 😁

See ya! Assalamualaikum 🎈

Wednesday, September 26, 2018

Kenapa (kami rasa) butuh SD Swasta?

Yap, Assalamualaikum gengs 🍒

Jadi berangkat dari obrolan grup watsap makemak kesayangan berfaedahku *halah, saya jadi tertamvar bahwa, wow S udah 3 taun lebih ajaaaah. Pet ngets, yes moms. Sudah mau sekolah bentar lagiii. Sudah yakin belum ya SD mana yang akan kami pilih? Eh, SD nya pake waiting list nggak? Dana pendidikan sudah siap? (Eaaa, ini masalah terpeliknya 😂) dan banyak pertanyaan-pertanyaan yang berkecamuk di dalam dada.

(Warning: postingan panjang kali lebar 😅)

Dahulu kala jaman S masih 1 taunan (sekitar 2016 2017an lah, ya), saya udah mulai cari-cari tau, kira-kira nanti S SD nya dimana, ya? Berapa uang pangkalnya? SPP nya? Di Depok atau di Bogor aja? Sekolah alam atau sekolah umum aja? Kurikulum nasional atau internasional? dlsb.




Saya juga sudah coba hitung-hitung inflasi biaya pendidikannya untuk 6 tahun ke depan, karena kan nggak mungkin biaya sekolahnya akan sama dengan harga yang saya lihat saat itu dong, ya.

Nah, bermula dari situlah saya bisa memprediksi, oke saya dan suami butuh sekian puluh juta untuk rata-rata uang pangkal SD-SD yang menurut kami sesuai kriteria untuk S dan tentunya juga kami sebagai orang tua.

Oiya, kita (saya sih lebih tepatnya huehehe) emang nyari SD swasta, dan kayaknya kurang sreg dengan kurikulum serta budaya di SD Negeri. Saya masih mempertanyakan apakah metode pembelajarannya masih sama seperti saya dulu? Kelas dengan banyak anak, dipaksa mandiri, PR, beban materi sekolah yang cukup berat, murid fokus pada satu guru dan gurunya nggak fokus sama semua murid alias nggak student centered dlsb dlsb yang mungkin mayoritas pembaca mengalami pengalaman tersebut di masa kecilnya, dan baik-baik saja seperti saya. Hahaha

Walaupun sebenernya saya dan suami typical manusia yang nggak susah bangun pagi buat sekolah, nggak malesan,  anak yang tertib peraturan, rajin mengerjakan PR endembre endembre (lalu membanggakan diri, lol), intinya bukan type anak yang nggak bergairah ke sekolah gitu lah, kami bahagia sekolah walaupun sekolahnya negeri dengan tuntutan dan beban yang cukup berat kalau dipikir-pikir saat ini, khususnya setelah saya menjadi orang tua. Iya, sekolah yang ramah anak rasanya jadi prioritas sekali saat ini.

Belum lagi, ada peraturan terbaru tentang minimal usia dan sistem zonasi pada Penerimaan Peserta Didik Baru (khususnya sekolah dasar). Saya akan mention beberapa peraturan terkait, yaa.

Dikutip dari akun instagram resmi Kemendikbud @kemdikbud.ri dan Permendikbud Nomor 14 Tahun 2018, beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai sistem zonasi dalam PPDB 2018 diantaranya:

1. Sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah (pemda) wajib menerima calon peserta didik berdomisili pada radius zona terdekat dari sekolah dengan kuota paling sedikit 90% dari total jumlah keseluruhan peserta didik yang diterima.

...
...

8. Untuk jenjang SD, sistem zonasi menjadi pertimbangan seleksi tahap kedua setelah faktor minimum usia masuk sekolah sudah terpenuhi. Sedangkan bagi SMK sama sekali tidak terikat mengikuti sistem zonasi.

Yap, kesempatan masuk SD lebih besar ketika usia anak kita lebih tua dibanding calon siswa lainnya. Setelah usia, maka filter kedua adalah zonasi.

Filter yang ada, membuat sekolah favorit seperti 'kehilangan' giginya. Kehilangan lingkungan anak-anak yang terseleksi berdasarkan prestasi.

Familiar nggak sih, temen-temen sekolah dulu rumahnya ada yang diujung timur satu lagi diujung barat banget sekolah, jauuuuuh bener.

Kok, mau ya? Ya, mau lah kan sekolah favorit!

Kok, bisa ya satu sekolah sama kita yang rumahnya cuma segelindingan doang dari sekolah? Ya, bisa lah! Kan filternya nilai UN, NEM, tes calistung, IQ dlsb.

Jadi, sekolah favorit saat ini seharusnya akan sangat-sangat "multicultural" = anak pandai, rajin, malas, kurang berakhlak, orang tua peduli, orang tua cuek, orang tua dengan ilmu parenting baik, orang tua dengan sabodo amat yang penting anak gua bisa makan, sekolah dlsb dlsb. Tidak seperti seleksi alam sebelumnya, sekolah favorit kini akan menjadi sekolah "biasa saja" dengan beragam culture dari calon siswa dan orang tuanya.

Yang padahal sebelumnya, bisa jadi (bisa jadi lho ya, ini subjektif sekali memang), sudah terseleksi dengan prestasi, which is kemungkinan besar anak-anak dan orang tua masing-masing memiliki "latar belakang" tidak terlalu jauh berbeda gap diantara mereka.

Apakah sekolah swasta terjamin baik? Ya nggak juga. Tapi meminimalisir 'resiko' tercampur baurnya lingkungan yang tidak teridentifikasikan, setidaknya bisa diikhtiarkan, bagi saya.

Apakah sekolah negeri jadi sedemikian jauh kriterianya dari sekolah ideal? Ya, balik lagi, tergantung prinsip dan keyakinan masing-masing orang tua serta kebutuhan juga ketahanan anak dalam beradaptasi pada metode pembelajaran yang disajikan.

Pasti ada kok orang tua yang bisa menolerir metode pembelajaran konvensional, dan ya kok anaknya juga baik-baik aja tuh di sekolah tersebut, malah berprestasi. Jadi, balik lagi memang, kebutuhan dan preferensinya tergantung dari individunya masing-masing. Nggak ada yang sama, karena semua orang unik, yes?

Dalam peraturan kemendikbud disebutkan, ternyata masih ada kesempatan, dikecualikan untuk siswa yang di luar zonasi, tetap dapat mendaftar sekolah impiannya dengan syarat tertentu yang terdapat pada poin 6. Cukup menarik, mari kita simak.

6. Calon siswa di luar zonasi dapat diterima melalui beberapa cara yakni:

a. Melalui jalur prestasi dengan kuota paling banyak 5% (lima persen) dari total jumlah keseluruhan peserta didik yang diterima.

b. Alasan perpindahan domisili orangtua/wali atau alasan terjadi bencana alam/sosial dengan paling banyak 5% (lima persen) dari total keseluruhan siswa yang diterima.

Untuk jalur prestasi ini, masyaa Allah, insyaAllah banyak aja nih ya saingannya? Eh, saya kurang tahu ya kalau pada SD Negeri praktiknya seperti apa. Apakah berdasarkan IQ, tes calistung serta wawancara dlsb untuk menentukan calon siswa tersebut berprestasi atau tidak. Yang jelas, masuk SD Negeri saingannya makin ketat, kalau sekolah favorit anak-anak saya bertempat di luar zonasi calon sekolah favoritnya.

Nah, balik lagi nih, tes calistung ini kan kontroversi juga di kalangan emak-emak, ya. Ada yang pro ada juga yang kontra. Ada yang anaknya udah bisa, ada yang belom bisa. Ada yang udah bisa tapi nggak mau lah pilih sekolah baru SD aja tes calistungan segala, ada yang gapapa lah kan diseleksi yang terbaik doong, biar lingkungan bagus. Macem-macem lah ya. Bebas aja, selama orang tua dan anak sama-sama mengerti mau kemana dan seperti apa nantinya di sekolah.

Jadi, cari sekolah, SD ya khususnya, karena kalau TK kan nggak terlalu lama, 2 tahun paling lama, dan TK PG mah mostly main-main berfaedah aja. Nah, kalau SD ini kan cukup lama ya buk, 6 tahun. Jadi milihnya tuh agak tricky, buat emak-emak yang banyak maunya kek saya 😂 

Belum lagi di usia 6-12 tahun itu anak akan melewati berbagai puncak fitrah yang menjadi pondasi dasar karakternya menuju aqil baligh kelak, sehingga memikirkan ini jauh-jauh hari menjadi pilihan yang cukup bijak, kok gengs.

Jangan gegabah beberapa bulan sebelum tahun ajaran anak mulai sekolah, baru sibuk cari sekolah, karena yang udah booking dari sejak bayinya baru lahir pun ada, haha masyaa Allah ya buibu jaman naw ieu teh, mantul 👍 Yang mendadak, baru sibuk cari sekolah terus nggak dapet karena nggak cocok atau nggak keterima dimana-mana juga ada loh, anaknya jadi mundur lagi ke TK atau nunggu lagi setahun. Pilihan yang cukup berat, well... You choose, parents 🙃

Oiya, jangan lupa persiapkan budgetnya sedini mungkin, agar supaya nabungnya nggak berat-berat amat dan kita memiliki keleluasaan serta kesempatan untuk memilih sekolah menjadi lebih lebarrr daripada "berpura-pura" amnesia selama 7 tahun, nggak nyiapin apa-apa, tahu-tahu amanah kita (anak) udah gede aja dan bulan depan bakal jadi murid di suatu sekolah.

Oya, termasuk homeschooling! Biaya homeschool juga nggak sedikit loh, yaaa. Apalagi ilmu, komitmen juga kekuatan untuk menyelesaikannya dari A sampai Z. Superb lah buat yang bisa homskul, saya saluuute.

So, oke sampai sini, saya dan suami masih berpikir bahwa kami butuh SD Swasta untuk S. Menimbang berbagai hal serta melihat saya dan suami rasanya juga nggak sanggup kalo berkomitmen dengan metode homskul.

Disclaimer, kalo SD Negeri jaman S kelak tau-tau jadi bagus yaaa, mungkin bisa jadi kami akan pilih SDN aja karena lebih hemat yakaaaan hahaha *teteup *makemak

Untuk postingan selanjutnya, saya akan bahas beberapa yang perlu dipertimbangkan saat memilih sekolah (SD), dan kegalauan kami yang dihadapkan situasi kurang mendukung. See ya! Selamat merenung, gengs. Assalamualaikum~

Wednesday, September 5, 2018

Informasi Biaya Periksa Kandungan Depok - Bogor

Halo, Assalamualaikum!
Duh, kangennya sama blog ini. Sudah lama sekali saya tidak update blog. Kemarin sempat ada wacana mau menulis seputar seks yang bikin penasaran para singlewan singlewati, tapi apadaya saya belum juga membuat draftnya. Huhu.




Baik, kali ini saya (insya Allah) ingin berbagi informasi mengenai biaya periksa kandungan di Depok-Bogor dan sekitarnya. Saya mengumpulkan informasi dari internet, forum-forum ibu hamil, bertanya kepada beberapa teman yang sudah atau sedang hamil dan rutin ke dokter kandungan juga pengalaman pribadi. Saya usahakan harga yang tertera update 2018, jika tidak, maka akan saya tambahi informasi untuk tahun berapa biaya tersebut saya dapatkan.


Biaya cek kehamilan yang saya infokan bisa saja berubah. Jadi, untuk lebih jelasnya boleh langsung konfirmasi ke RS/RSIA/Klinik/RB yang dituju.

Jika ada informasi mengenai harga rumah sakit boleh banget langsung komen di kolom komentar, ya. Saya akan berterimakasih sekali atas hal itu. Huhuhuhu.

Dan, fyi HARGA BELUM TERMASUK OBAT/VITAMIN YAAAA...

BOGOR

1. Klinik Paramitha – Website


Jl. A. Yani No.01, Tanah Sareal, Tanah Sereal, Kota Bogor, Jawa Barat 16129

0812-8881-919

dr. Gharini Paramitha -> praktek juga di RS Siloam, RS Hermina dan RS Salak Bogor

Senin - Sabtu: Sesuai perjanjian (di atas jam 3 sore biasanya)

Biaya (diluar resep obat) adalah :
Administrasi: 30ribu
Konsultasi dokter: 120ribu
Print USG: 180ribu (2 lembar ya, 1 foto USG, 1 lagi informasi terkait si cabang bayi, USG harus di print)


2. RS. Bogor Medical Center (BMC) – Website

Jalan Pajajaran Indah V No. 97, Kota Bogor, Jawa Barat 16143 Telp :

(0251) 8307900

Biaya: Informasi yang saya dapatkan dari Momo (Mutiara Pratiwi), (diluar resep obat) adalah:
Administrasi: (sekitar) Rp. 30.000,-
Konsultasi dokter: Rp. 175.000,-
Print USG: Rp. 230.000,-

3. RS Hermina Bogor – Website

Perumahan taman yasmin, Jl. Ring Road 1 Kav 25_27, Kota Bogor, Jawa Barat


(0251) 8382525

Harga : Di RS Hermina ada dua jenis klinik, yaitu klinik Reguler dan klinik Eksekutif, yaa seperti klinik VIP. Perkiraan Biaya yang dikeluarkan adalah (2016):
Administrasi: 20ribu
Konsultasi Dokter: 150ribu (Reguler) atau 226ribu (Eksekutif)
USG: 80ribu (tanpa print, print lebih mahal)
*Print 2 USG harganya Rp. 250ribu

4. RSIA Bunda Suryatni Bogor – Website

Jalan K. Haji Soleh Iskandar No.21, Sukadamai, Tanah Sereal, Cibadak, Tanah Sereal, Kota Bogor, Jawa Barat 16161  Telp :

0251 754 3891 / 92 GSM : 085714046481


Perkiraan biaya saya dapatkan untuk tahun 2016:
Konsultasi Dokter: 110ribu
USG: 75ribu (sudah print USG)
Administrasi: 19ribu
(Normalnya inflasi/kenaikan biaya kurang lebih sebanyak 10% per tahun, bisa saja kurang atau lebih dari itu)

5. RSIA Sentosa Kemang Parung – Website

Jl. Kemang No.18, Pd. Udik, Kemang, Bogor, Jawa Barat 16164 Telp :

(0251) 7541900

Besar biaya untuk periksa kehamilan (2016):
Administrasi: 45ribu
Konsultasi dokter: 125ribu
Biaya USG (sudah termasuk print): 138ribu

(Normalnya inflasi/kenaikan biaya kurang lebih sebanyak 10% per tahun, bisa saja kurang atau lebih dari itu)

6. RSIA UMMI Bogor – Website


Jl. Empang II No.4, Empang, Bogor Sel., Kota Bogor, Jawa Barat 16132 Telp :

(0251) 8341600

Informasi harga dari Mbak Agustin (temannya cek dengan dr. Arina) adalah:
Konsultasi dokter: 135ribu
USG: 110ribu (sudah print); Tanpa print 100ribu
Administrasi: 30ribu


7. Klinik Nuraida Bogor – Website

Jl. H. Achmad Sobana, SH No.87-89, Bantarjati, Tegal Gundil, Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat 16152 Telp :

(0251) 8376009

Fax: (0251) 835 3377

Berdasarkan pencariaqn Internet, biaya yang dikeluarkan sekali pemeriksaan (2016) adalah
Konsultasi Dokter: 160ribu
USG: 115ribu (sudah print USG)
Administrasi: 15ribu


8. RS. PMI Bogor – Website

Jl. Rumah Sakit I, Tegallega, Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat 16129 Telp :

(0251) 8324080

Informasi harga dari Mbak Agustin untuk tahun 2016 adalah:
Konsultasi dokter: 90ribu
USG 3D: 230ribu (sudah print)
Administrasi: 10ribu

DEPOK

1. RS Hermina Depok – Website


Jl. Siliwangi No.50, Depok, Pancoran MAS, Kota Depok, Banten 16436

(021) 77202525

Informasi dari Vindy Utami:
400ribuan sudah sama Vitamin. Untuk USG dan Konsul sekitar 250ribu (belum termasuk biaya administrasi dan USG tidak di print). Untuk konsultasi dokter ada perbedaan harga jika praktek dokter bukan reguler (eksekutif).

(Tambahan info dari internet) Total biaya admin, konsultasi dokter, usg 3D, dan 2 jenis vitamin + Obat Penguat Rahim: sekitar 1.2 juta.

Tanpa penguat rahim (USG 3D): sekitar 700-800ribu

2. RS Mitra Keluarga Depok – Website

Jl. Margonda Raya, Pancoran Mas, Depok, Pancoran MAS, Kota Depok, Jawa Barat 16424


(021) 77210700

Perkiraan biaya yang dikeluarkan adalah,
Administrasi: 30ribu
Konsultasi Dokter: 180ribu
USG: 210ribu (tanpa print, print tambah 40ribu per lembar)

3. RS Grha Permata Ibu – Website

Jl. KH. M. Usman No. 168 Kukusan - Beji Depok. 

021-777 88 99; 021-777 89 98

Perkiraan biaya yang dikeluarkan untuk biaya admin, konsultasi dan USG tanpa print, sekitar 300ribu-an.

4. Rumah Bersalin Depok Jaya 
– Website

Jl. Rambutan VIII No. 19-20 Depok Jaya Pancoran Mas Depok Jawa Barat, Depok Jaya, Pancoran MAS, Kota Depok, Jawa Barat 16436

(021) 7759148

Biaya tanpa resep obat, konsultasi, intip USG (tidak di print) sekitar 200ribu-an

nb: Dokter favoritnya, dr. Nelwati dan dr. Rizal. Untuk dokter Nel, daftar untuk periksanya sangat kompetitif ya. Via telepon jam 8 Pagi di hari dokter tersebut praktek. Jam 8 lewat beberapa menit saja biasanya sudah closed.

5. RSIA As-syifa Parung Bingung – Website

Jalan Cinere Raya Parung Bingung no. 9. Depok, Jawa Barat, Indonesia 16434. 

021-77883905. Fax: 021-77885454.

Biaya tanpa resep obat, konsultasi, intip USG (tidak di print) 155ribu, kalau di print nambah 35ribu.

LAIN-LAIN

1. RS Mitra Keluarga Cibubur – Website

Jl. Alternatif Transyogi Cibubur, RT 02 / RW 09, Jatisampurna, Kota Bks, Jawa Barat 17435

(0218) 4311771

Informasi dari Ginariska:
Biaya (tanpa resep obat),
Administrasi + Konsultasi: 350ribu
Print USG: 250ribu
(Kalau tidak di print, kena biaya admin+konsul, 350rb sahaja).



Jika ada update terbaru, akan saya tambahi info-nya. Untuk jadwal dokter silahkan cek ke website masing-masing atau langung telepon ke nomor yang sudah tertera. Semoga bermanfaat yaa <3