Sering nggak sih, kita ga sadar kalo orang lain sedang ‘menjajah’ personal boundaries kita. Sudahlah kita nggak sadar sedang dijajah, orang itu pun nggak sadar juga sedang menjajah diri kita.
Versi menjajahnya seperti ini:
- Susah menolak permintaan orang lain
- Memberikan orang lain kesempatan untuk mendikte atau mendefinisikan siapa diri kita, padahal kita nggak suka, dan nggak bisa memberikan kejelasan kepada mereka.
Kadang, hal itu terjadi karena kita terlalu percaya sama seseorang atau sebaliknya, terlalu tidak percaya
Maka penting sekali menurut saya, bagi kita semua, khususnya mama-mama disini untuk meningkatkan awareness akan personal boundaries (batasan diri) serta membangun personal boundaries yang sehat.
Walaupun dalam Islam, tentu ada hal-hal yang tidak bisa kita hindari intervensinya, karena Allah lebih tau yang terbaik untuk hamba-hambaNya, tinggal kita mengikuti perintahNya menjauhi laranganNya.
Eh eh terus kenawhy si perlu mengerti ini? Agar kita tak membiarkan orang lain melanggar batasan pribadi kita, dan sebaliknya, kita tidak melanggar batasan orang lain tanpa sengaja atau tanpa disadari.
Batas pribadi adalah ruang antara kita dan orang lain. Anggap saja seperti pagar atau gerbang. Sebagai penjaga gerbang, Anda yang memutuskan seberapa dekat orang lain boleh mendekat, baik secara fisik atau keemosian. Dengan adanya batas pribadi, kita meminta orang lain untuk membuktikan dahulu bahwa dia bisa dipercaya sebelum masuk dalam kehidupan kita.
Memiliki batasan pribadi yang tidak sehat, seringkali berakibat buruk pada mental health kita. Depresi, takut, khawatir, tidak percaya diri, you named it.
Maka nggak selamanya "gaenakan" sama orang lain DEMI menjaga perasaaannya itu baik. Kadang kita juga HARUS menjaga perasaan dan kewarasan kita sendiri.
Karena personal boundaries yang sehat itu adalah salah satu bentuk selflove kita pada diri kita.
Jadi sebaiknya kita mulai dari mana?
Mulai dari menghormati diri kita sendiri, lalu hormati orang lain. Kelebihan kekurangan kita, apapun itu, terima dan hormati. Tentu lebih baik jika kita terus berusaha memperbaiki diri. Jika kita sudah dengan sadar menghormati diri sendiri, kita akan secara otomatis mengeliminasi orang-orang yang tidak menghormati diri kita, sebagaimana manusia sepatutnya.
Katakan apa yang sebenarnya kita inginkan orang lain tahu, jika di konfrontasi.
Semua orang bebas berpendapat dan punya keyakinan, ketika orang lain memaksa pendapatnya atau keyakinannya kepada anda, beritahukan kepada mereka bahwa anda memiliki pendapat/keyakinan yang berbeda. Lets agree to disagree. Terlebih untuk hal-hal yang sangat personal, seperti agama, value dan prinsip dalam hidup, etc
Just say NO clearly, saat kita diminta sesuatu yang buat kita nggak nyaman, nggak bisa, atau nggak sesuai dengan value/prinsip hidup kita.
Kalau nggak bisa agree to disagree ya tinggalkan saja perdebatan itu. Hentikan lalu tinggalkan, seperti yang telah nabi pesankan.
Peka terhadap warning signs. Seiring perjalanan hidup kita, kita akan menemukan seseorang melanggar batas kita dan tergolong parah, ada juga yang masih bisa kita ditoleransi.
Jika personal boundaries kita dilanggar berkali-kali oleh orang yang sama, walaupun mungkin menurut kita pelanggaranannya masih dalam taraf bisa ditoleransi, maka sesungguhnya itu sudah cukup menjadi RED FLAG bahwa orang tersebut PERLU kita hindari atau eliminasi dari kehidupan kita.

Kita harus mengajak pada kebaikan dan mengajak untuk menjauhi kemungkaran, TAPI bukan tanggung jawab kita untuk merubah orang lain, apalagi memaksanya untuk berubah. Suatu waktu kita mungkin bertemu sessorang, dan seiring berjalannya waktu kita akan semakin mengetahui karakternya, JIKA karakter dasarnya merugikan kita, bukan tanggung jawab kita untuk merubahnya. Dont waste your time and energy. Be wise.
Bertanggung Jawablah pada keputusan kita.
Pada dasarnya, hak dasar manusia untuk menentukan keputusan apapun dalam hidupnya. Dan sejatinya kita nggak perlu menjelaskan atau mempertanggungjawabkan keputusan pribadi kita kepada orang lain.
Jika keputusan tersebut bisa berdampak pada orang lain atau berpotensi menyusahkan orang lain, tentu kita harus menjelaskan dan mempertanggung jawabkannya untuk banyak pihak.
Tapi kalau keputusan itu adalah hal pribadi dan ga ada sangkut-pautnya dengan orang lain, we have the right to decide or change our mind at any time.

Kalo katanya Mami Ubii (dengan editan saya sedikit di akhir kalimat), "Establishing healthy boundaries is a life-long learning. But it's worth trying. 'No' might make them angry. But sometimes, it's what we need to set us healthy ❤"
BONUS:
saya tambahin sekalian ya, bahwa anak kita juga harus tahu tentang personal boundaries ini lhoo 💥