Tuesday, August 26, 2014

He made me feel...

Sebenarnya banyak hal yang ingin saya tulis sejak proses ta’aruf sampai akhirnya menjadi seorang istri dari laki-laki sederhana yang sudah menawan hati saya sejak pertemuan ke.. ke.. aduh agak lupa. Maaf deh :|
Pertemuan pertama kami, sebenarnya di Taman Wisata Permata Buana, Depok. namun saya belum mengenalnya, mungkin sudah berkenalan, tapi tidak ingat. Saya memang memiliki kemampuan mengingat di bawah rata-rata. Huft. Setelah itu (acara keakraban dan materi CAI di Permata Buana), biasanya para peserta melanjutkan pertemanannya, atau bersilaturohim via sosial media. Begitupun kami.
Apa yang aneh? Tidak ada. Eh, ada deh! (maunya apa? heuheu). Ternyata setelah saya telisik, ikhwan ini sempat kurang suka dengan saya, kenapa? Karena saya berisik (dengan saudara meisarah kasuma tentunya) ketika kalah di salah satu permainan outdoor yang bertanding dengan grupnya. Malu rasanya :’)
Menarik untuk memperhatikan dia di salah satu sosial media yang sering saya gunakan, sebelumnya. Tidak bosan-bosan saya memperhatikan ikhwan ini (ecie ikhwan :p), belakangan. kata-katanya yang rapi dengan struktur tulisan yang baik, juga dibumbui rasa humor yang cerdas, membuat saya semakin gemas dan penasaran dengan laki-laki ini. Belum ada seseorang yang tidak saya kenal namun membuat saya sangat memperhatikan dan peduli (dalam jangka waktu yang cukup lama) dengan aktivitasnya di sosial media, atau biasa dikenal dengan sebutan kepo.
Setelah itu, kami ditakdirkan bertemu kembali di wisma 354, Ciawi Tapos. Untuk apa? untuk musyawaroh kelanjutan acara-acara mahasiswa yang ingin kami lancarkan.
--- 

*Musyawaroh di Ciawi, Tapos
*ngecek event di FB dulu* *ternyata salah* XD
Jadi sebenarnya, ketemu di Bintaro dulu siiiiik. Di acara From SMA to Campus, pembekalan buat anak-anak yang bakal lulus SMA dan bingung mau masuk kampus mana. At that moment, kita ternyata satu grup (Akuntansi, Ekonomi dan Management) buat ngasi tau, nanti di kampus bakal ngapain aja, sih. Yang persentasi tentu saja ikhwan yang bikin penasaran itu dan temannya (yang mana saya sudah lupa haha). Yang foto nya gak jelas di sosial media itu. Iya, makanya saya penasaran :3. Yang akhirnya saya mengeluarkan kalimat: “Oooh, ini toh yang namanya Ramdhan” kemudian (bang) Ramdhan senyum malu-malu kucing (pake abang ya? soalnya udah jadi suami :P).
Waktu di acara tersebut, saya sih tidak terlalu memperhatikan beliau. Karena meningkatnya intensitas kekepoan dan curiosity itu terjadi setelah acara yang di ciawi, Tapos tersebut. tapi, konon katanya, di acara tersebutlah (acara di Bintaro) sang abang mulai memperhatikan saya (yang sering merespon pertanyaan peserta) *tersipu*

 *From SMA to Campus

 Time flies, ada musyawaroh ini itu, keperluan ini itu, grup whatsapp demi efesiensi musyawaroh dan lain sebagainya. Hingga sampai di momen-momen itu. Momen dimana kegalauan merajai saya *tsah. Momen-momen dimana istikhoroh menjadi rutinitas. Doa malam menjadi obat penenang di dalam kalbu *tsah. Beribu pikiran logis saya mengatakan tidak mungkin saya bisa bersamanya. Kehidupannya masih panjang, menikah nampaknya hanya akan membatasi ruang geraknya untuk berkarya. Too many thoughts stating that it would not be possible to do, yes a married life. Pada akhirnya kita tahu bahwa kita hanya aktris yang memainkan perannya masing-masing. Hanya seorang hamba yang memasrahkan kehidupan kepada Tuhannya, sesuai kehendakNya.
 Semua terjadi begitu saja, begitu cepat, begitu lancar untuk meyakinkan diri dan orang tua masing-masing. Tidak ada halangan yang begitu berarti. Dan momen-momen perjuangan belum selesai, menyatukan dua kepala, dua keluarga. Entah itu waktu, keperluan, keinginan dan lain sebagainya. Masa menunggu wisuda, pernikahan keluarga dekat, dan mencari ilmu agama di daerah jawa timur juga mewarnai dan memberikan banyak makna di setiap liku perjalanannya. Hingga sampai disini, hampir tiga bulan kehiduppan pernikahan kami, masih seumur jagung, masih belajar mengarungi hidup bersama. Alhamdulillahi jazaa kallohu khoiroo, Muhammad Ramdhan Ibadi :’)

Wednesday, July 16, 2014

I wish its You~

You're not perfect. 
i am not either, and the two of us will never be perfect. But you can make me laugh at least once, causes me to think twice, and you admits me to being human and making mistakes. Cause every single thing in yours, i wanna hold onto you and give you the most i can. I cant promise. But i do try to be your best. I try. I do. 

You're not going to quote poetry, you know. You're not thinking about me every moment, i guess. But you will give me a part of yours that you know i could break. I wish i never expect for more than you can give.

I wish i never analyze you. I wish i can smile when we're going to mad, patience when you makes me jealous or ignoring me, and miss you when you're not here. And just.. feel. Deep inside. Dont think.

I know love is hard when there is love to be had. Not about when we're falling, but keeping. Because perfect couples don’t exist and we're in. But there’s always one guy that is perfect for a lady, for Me. Its not just for keeping me smile, but for fight in life, together. I wish its you. Deeply... Aamiin. 

Your lovely admirer, 
2-3-2014; 20:45

Thursday, April 24, 2014

She is, Rara Ratria

Assalamualaikum! saatnya ngobreng~~~ Apasih Ngobreng? Ngobrol Bareng Kanad! *apasih
Okeh, langsung aja kita cerita (kita? Elo kali, Nad).

Jadi gais, semalem pas lagi ngaji (cieh ngaji, pencitraan :')) gasengaja, duduknya sampingan sama Mbak Rara, TekInd UI yang baru saja lulus dan akan melangsungkan pernikahan yang bedanya cuma seminggu doang, sama.. sama.. #kemudiankeceplosan. HEU. :'P
Okelah intinya beliau akan melangsungkan pernikahannya sebentar lagi. Mba Rara ini orangnya baik dan dewasa (yaiyalah ya, sesuai umur~) *dikeplakmbarara
Ceritain gimana Mba Rara dulu kali yeeess? iyes. oke baiklah, sebelum menyambung percakapan kami saat ngaji, tadi. (ngaji malah ngobrol. hih).

Pertama kali ketemu Mba Rara, hmm.. kapan yak :3 Lupa ih. Di tangga apa dimana gitu, deh. Yang jelas sih di PPM (menurut ngana?). Fisrt Impression waktu ketemu, ih mbaknya cancik bingits :3 tapi sombong gak yah :3 orang cantik suka sok, nyebelin, lalala sih :3 kecuali aku, deh :3 *dibompemirsah
Mba Rara, yang modis trendi cantik tinggi putih proposional ini menurut gue menjadi keren karena dia kuliahnya jurusan tekhnik. Men, anak tekhnik itu kenapa keren sih, men? Apalagi cewe. Cewe cantik anak tekhnik. DUH YAAAAA. Kalo gue diberi kesempatan untuk memilih jurusan apa yang bakal gue ambil di tekhnik, rasanya gue bakal milih arsitektur (?) (emang arsitek, teknik nad? #failed). Eh, ini kenapa jadi cerita gue deh. :| Maap yak Mba Rara~ *salim*
Nah, karena gue anaknya pendiam dan pemalu, jadinya ya gue gak nyapa gak apa ke Mba Rara yang awalnya gue pikir anak semester tujuh ini. Dan betul saja beliau ini semester tujuh. Tapi ekstensi. Jadi umurnya lebih tua dua tahun diatas gue. Muehehehe #terharu #adaperempuanyanglebihtuadariguedippm *larilari kecil* Gue pun beranggapan kalo Mba Rara ini cewe cantik nan sombong, maka malaslah gue memulai percakapan. Tapi... setelah entah karena apa kita berbicara, Mbak Rara ini jauh dari sifat sombong congkak dan angkuh. Pembawaannya lemah lembut (padahal anak tekhnik), ngemong, pokoknya perempuan tulen deh! Gak kayak gue ini..... *hening -_-

Beliau ini pecinta drama korea sejati, kalo udah nongkrongin dramkor (idih nyingkat2. Alay. Bodo!) Mbak Rara, bisa tiga harian penuh di kamar sambil nangis-nangis bombay. Uwahahaha. Kadang gue ikutan nonton, tapi berhubung gue sibuk (ye kan), jadinya gak konsisten nontonnya.

Ohiya, sebelumnya liat penampakkan Mbak Rara dulu keleus yeey~



Gims? Tantik Kan? :3

Yasudahlahya, pria-pria pembaca setia saya, boleh lah berpatah-patah hati ria, karena dara cantik ini akan segera dipersunting pangerannya. Gausah sedih, tetap semangat! Kawin satu, masih banyak perempuan jomblo seribu. Masalahnya yang jomblo dan cantik kayak gini, mau atau enggak sama kamu. Iyah, itu. :3

Well. to the well well. Balik lagi ke Mbak Rara, nah lama-kelamaan saya sudah mulai dekat nih dengan beliau (idih. Sok deket). Lumayan banyak berkomunikasi lah ya, entah itu tentang diet, berat badan, olahraga, seserahan, perni.... #eh HAHA. Ya pokoknya banyak lah ya brew. Makin kesini, kenal doi (doi? udah gapake beliau. Ceritanya udah deket ngets. :'PPPP) si doi gokil juga meeen. Otaknya masih 11 12 13 14 15 lah ya sama gue kalo udah ngomongin ... *sensor* HAHA. Jadi, kurang lebih segitu dulu deh ceritanya tentang Mbak Rara. Kapan-kapan kita sambung lagi yaaa.


#sepertikelupaansesuatu


#garingNad


#okefine -_-


Baiklah, baiklah. Karena kalian memaksa gue menceritakan obrolan kami dikala mengaji itu (Padahal gada yang maksa, Kasian), gue bakal ceritain.

Jadi gini skripnya:
N: *lagi ngobrol ngalor ngidul* *ngeliatin mulut Mba Rara* IH! Mba Rara udah gapake behel lagi yaaaaa~ *muka sumringah agak lebay*
R: iyaa, hihi udah atuh ih jangan diliatin. Malu~ *senyum2 perempuan jawa yang lagi dipingit*
N: Hahahaha, biasa aja ih Mbak. kenapa kok dilepas?
R: Yaa, kan mau nikah~
N: Lah, terus kenapa? *muka bego* *asli bego gak dibuat2*
R: iih, masa gangerti, nanti ci**annya susah, kan Nad~ *senyum2 binal* (senyumnya gak konsisten bener dah si mbak Rara ini. Tadi kayak perempuan jawa yang dipingit, sekarang kayak cewe-cewe malam --')
N: *Hening* *Shocked* (serius ini gue shocked beneran, masalahnya yang ngomong begini Mba Rara. MBAK RARAAA MEEEN. hahahaha)
N: atuh da Mbak Rara ini lagi di mesjiiidd .________. untung gak ada anak2 MABA yah :|
R: hahaha, atuh da aku tadi udah ngomong sama Nesya~ (Nesya: salah satu anak MABA di PPM) hihi
N: Meeehh -_________-



Okeh ini aslinya ada terusannya, tapi yaudah deh yaa segini aja dulu. Biar kamu-kamu kangen sama akuh :*
dadah! Wassalamualaikum! ^^-